REPUBLIKA.CO.ID, -- Pasukan Amerika Serikat (AS) sudah berada dalam tahap akhir meninggalkan Kabul, mengakhiri dua dekade keterlibatan di Afghanistan. Lebih dari seribu warga sipil di bandara tersebut masih harus diterbangkan sebelum pasukan AS ditarik. Sebagai penguasa baru di Afghanistan, Taliban pun siap untuk mengambil alih operasional Bandara Kabul.
Pejabat keamanan Barat yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa tanggal dan waktu untuk akhir operasi belum diputuskan. Namun, presiden Joe Biden menyatakan bahwa pihaknya akan menepati tenggat waktunya untuk menarik semua pasukan AS dari Afghanistan pada Selasa (31/8).
"Kami ingin memastikan bahwa setiap warga sipil asing dan mereka yang berisiko dievakuasi hari ini. Pasukan akan mulai terbang setelah proses ini selesai," ujar seorang pejabat yang ditempatkan di bandara seperti dilaporkan Reuters, Ahad (29/8).
Pemerintah yang didukung Barat dan tentara Afghanistan mulai meninggalkan negara itu setelah Taliban memasuki ibu kota pada 15 Agustus 2021. Mereka mengosongkan kantor, sehingga meningkatkan kekhawatiran merosotnya keuangan dan kelaparan yang meluas.
Di bawah kesepakatan dengan Amerika Serikat, Taliban mengatakan akan mengizinkan orang asing dan warga Afghanistan yang ingin pergi untuk terbang keluar. Amerika Serikat dan sekutunya telah membawa sekitar 113.500 orang keluar dari Afghanistan dalam dua minggu terakhir. Namun, masih ada puluhan ribu orang yang akan tertinggal di negara itu.
Baca juga : Ratusan Dosis Vaksin Covid-19 di Iran Dirampok
Seorang pejabat AS mengatakan, pada Sabtu (28/8) kemarin masih ada sekitar 4.000 tentara yang tersisa di bandara. Juru bicara Pentagon, John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa beberapa tentara telah ditarik, tetapi menolak untuk mengatakan berapa banyak yang tersisa.
Sementara itu, pejabat Taliban mengatakan, telah memiliki tenaga ahli dan teknisi yang siap untuk mengambil alih bandara. "Kami menunggu persetujuan terakhir dari Amerika untuk mengamankan kendali penuh atas bandara Kabul karena kedua belah pihak bertujuan untuk penyerahan cepat," kata pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu.