REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSALEM -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan bahwa dia tidak akan menerima pembicaraan rekonsiliasi dengan Hamas, kecuali Hamas mengakui resolusi internasional.
"Hamas harus mengakui resolusi internasional untuk menjadi mitra,” ujar Abbas dikutip dari Middle East Monitor, Ahad (29/8).
Hal itu disampaikan Abbas menanggapi surat yang diberikan kepadanya oleh pengusaha Palestina terkemuka, Munib Al-Masri. Pengusaha tersebut menerima surat itu setelah bertemu dengan para pemimpin Hamas di Gaza dan luar negeri.
Dalam surat yang dia berikan kepada Abbas, Al-Masri menggambarkan pertemuannya dengan kepemimpinan Hamas sebagai hal yang "positif" dan menegaskan kembali niat Hamas untuk mengakhiri perpecahan internal Palestina dan mencapai rekonsiliasi nasional.
Namun, Abbas menekankan bahwa tidak akan ada dialog dengan Hamas, kecuali dia dikirimi surat oleh Ketua Hamas Ismail Haniyeh, yang ditandatangani dengan namanya.
Menanggapi pernyataan Abbas tersebut, Juru Bicara Hamas Abdul Latif Al-Qanou kemudian mengumumkan dalam sebuah pernyataan, "Setiap dialog nasional harus didasarkan pada pemahaman Kairo,” ucapnya.
Dia pun menggambarkan langkah Abbas sebagai sebuah "penyerahan diri" kepada Zionis. Abdul Latif mengatakan, "Ini bertentangan dengan konsensus nasional Palestina,” katanya.
Pejabat Hamas menggambarkan sikap Abbas sebagai "hambatan besar" sebelum mencapai persatuan nasional berdasarkan pemahaman Kairo, yang diterima oleh semua faksi Palestina.