REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis dan Inggris akan mengajukan resolusi pada pertemuan darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (30/8). Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada Ahad (29/8), resolusi itu mengusulkan zona aman di Kabul untuk mencoba dan melindungi orang yang mencoba meninggalkan Afghanistan.
"Proposal resolusi kami bertujuan untuk menentukan zona aman di Kabul, di bawah kendali PBB, yang akan memungkinkan operasi kemanusiaan berlanjut," kata Macron kepada surat kabar Prancis Le Journal du Dimanche (JDD).
Pada kunjungan ke Mosul di Irak, Macron kemudian mengkonfirmasi komentar tersebut. Dia berharap resolusi itu akan disambut dengan baik. "Saya tidak bisa melihat siapa yang bisa menentang memungkinkan keselamatan operasi kemanusiaan," katanya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengadakan pertemuan tentang Afghanistan dengan utusan PBB untuk Inggris, Prancis, Amerika Serikat, China, dan Rusia. Negara-negara tersebut merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memegang hak veto.
Macron mengatakan, Prancis mengadakan diskusi awal dengan Taliban tentang situasi kemanusiaan di Afghanistan dan kemungkinan evakuasi lebih banyak orang. Pasukan militer AS dan sekutu yang telah menjaga bandara di Kabul, akan ditarik pada batas waktu Selasa (31/8). Prancis termasuk di antara negara-negara yang juga telah mengakhiri evakuasi dari bandara Kabul.