REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Gedung Putih. Kantor Kepresidenan AS mengatakan, pertemuan dilakukan demi menunjukan solidaritas antara dua negara.
Pertemuan itu dilakukan dua hari lebih awal dari yang dijadwalkan. Sebab, Biden harus mengawasi respons badai Ida dan penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
"Kunjungan ini akan menegaskan kembali dukungan tak tergoyahkan Amerika Serikat pada kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia," kata Gedung Putih dalam pernyataannya, Senin (30/8).
Hubungan Kiev dan Moskow memburuk sejak Rusia menganeksasi Semenanjung Krimea dari Ukraina pada 2014. Rusia juga mendukung separatis dalam konflik di timur Donbass, Ukraina yang telah menewaskan 14 ribu orang.
Dalam pernyataan tersebut Gedung Putih menambahkan Biden dan Zelenskiy juga akan membahas keamanan energi, serta dukungan AS pada 'upaya pemberantasan korupsi dan agenda reformasi Presiden Zelenskiy yang berdasarkan nilai-nilai demokrasi yang dianut bersama'.
Pertemuan itu digelar setelah bulan lalu pemerintah Biden mengumumkan kesepakatan dengan Jerman. Salah satu tujuan perjanjian tersebut adalah menghilangkan kekhawatiran Ukraina tentang jalur pipa Nord Stream yang dibangun di bawah Laut Balik untuk mengirim gas dari Rusia ke Jerman.
Hubungan AS dengan Ukraina menjadi sorotan setelah keterlibatan Zelenskiy dalam peristiwa yang mendorong pemakzulan mantan Presiden Donald Trump yang pertama. Pada 2019, Trump dimakzulkan setelah para staf Gedung Putih mengungkapkan upayanya untuk menahan bantuan sebesar 400 juta dolar AS dan kunjungan ke AS kecuali pemerintah Ukraina menyelidiki Biden dan putranya Hunter Biden.