REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) pada Ahad (29/8) memperingatkan risiko kesehatan bagi sebagian besar anak-anak Irak saat mereka kehilangan akses untuk air yang layak minum dan aman.
"Hampir 3 dari 5 anak di Irak tidak mendapatkan akses ke layanan air yang dikelola dengan baik," kata UNICEF melalui pernyataan.
Badan PBB itu mengatakan bahwa tidak sampai separuh dari seluruh sekolah di Irak memiliki akses ke air dasar.
"Di Irak, tingkat krisis air membahayakan, anak-anak tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal tanpa air," kata Perwakilan UNICEF di Irak Sheema SenGupta.
"Ini saat yang tepat untuk mengambil langkah terhadap perubahan iklim dan menjamin akses ke air yang aman untuk semua anak-anak."
Menurut UNICEF, musim hujan 2020-2021 di Irak menjadi yang paling kering kedua selama 40 tahun terakhir, situasi yang menyebabkan aliran air di sungai Tigris dan Efrat masing-masing turun 29 dan 73 persen. Jumlah anak di bawah usia 14 tahun mencapai 16,2 juta, menurut sensus terbaru dari Kementerian Perencanaan Irak pada Januari 2021.
Irak mengandalkan air dari sungai Tigris dan Eufrat yang mengalir dari Turki dan Iran. Namun dalam beberapa tahun belakangan, aliran air di kedua sungai menurun akibat curah hujan yang rendah.