REPUBLIKA.CO.ID, TASKENT -- Uzbekistan akan membantu orang-orang yang melarikan diri dari kekuasaan Taliban di negara tetangga Afghanistan untuk transit sebelum bertolak ke Jerman. Namun, bantuan tersebut hanya terbatas untuk mereka yang terbang dalam waktu singkat.
Uzbekistan memiliki perbatasan darat dengan Afghanistan, di mana banyak warga Afghanistan bergegas pergi saat kekerasan meningkat akibat penarikan pasukan pimpinan AS dan pengambilalihan sebagian besar wilayah oleh Taliban. Pemerintah Tashkent mengonfirmasi akan mengizinkan transit bagi warga Afghanistan yang berisiko dan masuk dalam daftar evakuasi Jerman, seperti yang dikatakan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas pada Senin usai berbicara dengan pejabat Uzbekistan.
Namun Kementerian Luar Negeri Uzbekistan melalui pernyataan mengatakan perbatasan darat Uzbekistan-Afghanistan masih ditutup dan bantuan tersebut hanya berupa transit udara bagi mereka yang hanya tinggal sebentar di negara itu. Pemerintah Tashkent mengatakan semua upaya untuk menyeberangi perbatasan darat akan dihentikan.
Sejumlah pasukan Afghanistan melintasi perbatasan Uzbekistan pada Juli dan Agustus saat mundur dari serangan Taliban. Jerman mengidentifikasi puluhan ribu orang lainnya yang perlu dievakuasi dari Afghanistan, termasuk warga negara Jerman, staf lokal Afghanistan, dan kelompok-kelompok berisiko seperti pegiat HAM dan wartawan.
Maas melakukan perjalanan ke Turki, Uzbekistan, Tajikistan, Pakistan, dan Qatar untuk menemukan strategi evakuasi bagi mereka, baik dengan pesawat jika bandara Kabul masih bisa dibuka pasca-penarikan NATO maupun via darat ke negara-negara tetangga.