Rabu 01 Sep 2021 21:21 WIB

Wakil Kepala Militer Myanmar Berangkat ke Rusia

Soe Win akan menghadiri upacara penutupan International Army Games-2021.

Ilustrasi: Tentara Myanmar.
Foto: Anadolu Agency
Ilustrasi: Tentara Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, NAPYITAW --  Wakil Jenderal Senior Soe Win yang merupakan wakil dari pemimpin militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, berangkat menuju Rusia pada Rabu pagi.  Media lokal The Irrawaddy melaporkan Soe Win akan menghadiri upacara penutupan International Army Games-2021 atas undangan Menteri Pertahanan Rusia Jenderal Kuzhugetovich Shoigu.

Min Aung Hlaing mengantarkan Soe Win yang didampingi pejabat senior militer lainnya di Bandara Naypyitaw. Selain International Army Games-2021, delegasi militer Myanmar tersebut juga akan bertemu dengan pejabat militer dan sipil Rusia, serta mengunjungi tempat penting lainnya.

Baca Juga

Kepala staf umum militer Myanmar Jenderal Maung Maung Aye juga baru-baru ini mengunjungi Moskow untuk menghadiri Forum Teknis Militer Internasional “Army 2021”.

Maung Maung Aye sekaligus hadir pada pembukaan International Army Games, di mana personel militer Myanmar ikut berpartisipasi.

Menurut media Rusia, Maung Maung Aye berdiskusi dengan pejabat militer Rusia untuk mendapatkan sistem pertahanan udara dan Moskow menjual senjata senilai 2,3 miliar dolar AS (sekitar Rp32,5 triliun) ke Myanmar dalam perjalanan tersebut.

Sumber,]https://www.aa.com.tr/id/dunia/wakil-kepala-militer-myanmar-berangkat-ke-rusia/2352649.

Setelah kunjungan Maung Maung Aye, juru bicara rezim Mayor Jenderal Zaw Min Tun mengatakan hubungan bilateral antara kedua negara telah mencapai tingkat baru sejak kudeta pada Februari lalu.

Sebelumya, Min Aung Hlaing juga sempat mengunjungi Rusia untuk menghadiri konferensi keamanan internasional pada Juni silam. Jenderal Senior pemimpin kudeta itu mengunjungi pabrik senjata dalam kesempatan tersebut yang merupakan kunjungan keduanya ke luar negeri sejak kudeta.

Adapun hubungan pertahanan antara kedua negara telah berkembang sejak 2010 dengan Rusia memberikan pelatihan serta beasiswa untuk ribuan tentara Myanmar dan menjual senjata ke militer Myanmar.

Myanmar diguncang kudeta sejak 1 Februari di mana militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.

Berdasarkan catatan kelompok sipil, Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP), 1.040 orang tewas sejak kudeta militer Myanmar dan 6.069 orang masih ditahan hingga 31 Agustus.

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement