REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Keponakan kaisar Jepang akan melanjutkan keputusannya untuk menikahi sang kekasih dan melepaskan status kerajaannya.
Menurut laporan Kyodo News pada Rabu (1/9), Putri Mako akan menikahi Kei Komuro pada akhir tahun ini dan pernikahan akan diadakan tanpa upacara ritual terkait. Pernikahan itu akan membuat Mako, keponakan Kaisar Naruhito dan putri tertua Putra Mahkota Fumihito, menjadi anggota perempuan pertama dari keluarga kerajaan yang melewatkan upacara pernikahan tradisional setelah Perang Dunia II.
Pasangan yang sama-sama berusia 29 tahun dan pertama kali bertemu di universitas di Tokyo pada 2012 itu kemungkinan akan memulai kehidupan baru mereka bersama di Amerika Serikat. Di bawah aturan saat ini, anggota perempuan dari keluarga kekaisaran Jepang akan kehilangan status mereka jika menikah dengan seseorang yang bukan dari keluarga kerajaan.
Mereka yang melakukannya mendapatkan pembayaran sekitar 1,35 juta dolar AS, namun, Putri Mako kemungkinan akan menolak uang tersebut. Hal itu disebabkan oleh perselisihan keuangan antara ibu Komuro dan mantan tunangannya, yang juga menjadi alasan mengapa pernikahan Mako ditunda selama lebih dari dua tahun.
Adik laki-laki Mako yang berusia 14 tahun, Pangeran Hisahito, berada di urutan kedua dalam garis suksesi dan satu-satunya pewaris di generasinya di bawah hukum kekaisaran Jepang, yang menyatakan bahwa “hanya laki-laki dengan garis keturunan laki-laki dari kaisar yang dapat menduduki takhta kekaisaran."