REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Puluhan tenaga kesehatan Filipina menggelar aksi protes, menuntut pemerintah agar segera membayar tunjangan mereka. Selain itu, tenaga medis juga mengkritik lambatnya penanganan pemerintah terhadap pandemi Covid-19, di tengah lonjakan kasus varian Delta.
Para pengunjuk rasa yang mengenakan perlengkapan alat pelindung diri berkumpul pada Rabu (1/9) di Departemen Kesehatan (DOH). Mereka memegang spanduk yang bertuliskan tuntutan pembayaran, dan pengunduran diri Menteri Kesehatan Francisco Duque.
"Sangat menyedihkan bahwa banyak dari kita telah meninggal, banyak dari kita menjadi sakit, dan banyak yang mengundurkan diri atau memilih untuk pensiun dini, kita berdiri di hadapan DOH untuk menuntut tunjangan kita,” ujar Presiden Aliansi Tenaga Kesehatan
Robert Mendoza, dilansir Aljazirah, Kamis (2/9).
Pada Selasa (31/8), perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Filipina, Rabindra Abeyasinghe, mengumumkan, varian Delta sekarang menjadi kasus dominan di Filipina. Pada Rabu, Filipina mencatat dua juta kasus virus korona dan 33 ribu kematian. Staf medis kewalahan menangani lonjakan pasien. "Dengan jumlah seperti ini, kami berada dalam transmisi komunitas varian Delta, ”kata Abeyasinghe.
Presiden Rodrigo Duterte memberikan tenggat waktu selama 10 hari kepada Kementerian Kesehatan untuk membayar tunjangan para tenaga kesehatan. Pembayaran tunjangan dimulai pada 21 Agustus. Tetapi lebih dari 100 ribu tenaga kesehatan belum menerima tunjangan.
Menteri kesehatan mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa, pemerintah sedang berupaya untuk membayarkan tunjangan kepada para tenaga kesehatan secara bertahap.
“Pemerintah berjanji akan memberikan tunjangan hari ini, tetapi sampai sekarang saya belum menerimanya," kata seorang perawat Nico Oba.
Filipina mencatat rekor harian virus Corona mencapai 22.366 kasus pada Senin (30/8). Dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi ABS-CBN yang berbasis di Manila, mantan penasihat Duterte, Tony Leachon memperingatkan, Filipina akan menjadi pusat pandemi di Asia Tenggara.
Dia mengatakan, Filipina sekarang berada dalam “badai yang sempurna” mengingat meningkatnya jumlah kasus. Sementara tingkat vaksinasi masih rendah dan sistem pelacakan kontak masih belum memadai. Ditambah lagi penyelidikan Kongres atas dugaan penyalahgunaan dana Covid-19. "Sistem perawatan kesehatan akan segera runtuh jika kita tidak dapat mengendalikannya,” kata Leachon kepada ABS-CBN.