REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Amrullah Saleh yang mengeklaim sebagai pemimpin sementara Afghanistan mengatakan, bahwa perlawanan milisi anti-Taliban di Panjshir menanamkan harapan bagi warga negara itu untuk melarikan diri dari penindasan, Kamis (2/9). Dia juga memprediksi keruntuhan ekonomi negara meski Taliban mendominasi seluruh negara.
"Perlawanan kami adalah untuk membela hak semua warga negara Afghanistan, dan perlawanan ini berbasis di Panjshir," ujar wapres di era Ashraf Ghani itu seperti dikutip laman Republic World, Kamis (2/9).
"Hari ini, lembah ini meliputi semua negara & harapan bagi orang-orang Afghanistan yang melarikan diri dari penindasan dan banyak lagi," ujarnya menambahkan.
Panjshir kini dikepung Taliban. Wilayah lembah itu merupakan distrik terakhir yang tidak berada di bawah kendali kelompok Taliban di Afghanistan sejak Taliban menguasai Kabul 15 Agustus dan Amerika Serikat (AS) hengkang dari negara tersebut.
Panjshir yang disebut Aliansi Utara dipimpin oleh Ahmad Massoud dan Amrullah Saleh. Mereka mengeklaim telah melenyapkan lebih dari 300 milisi Taliban. Sementara 130 milisi Taliban ditangkap.
Tentara Panjshir juga mengeklaim telah menangkap peralatan pertahanan yang mencakup lebih dari seribu senjata, termasuk puluhan senjata berat. Senjata-senjata tersebut meliputi 15 Humvee, 1000 senapan Kalashnikov, 15 pangkalan Pike, 15 peluncur roket RPJ, dan sejumlah besar Kalashnikov, Pike dan roket serta granat yang diambil dari kelompok teroris Taliban.
Baca juga : Janji Taliban ke Menlu Retno P Marsudi
Aliansi Utara dan Taliban bentrok di berbagai distrik di sekitar Panjshir, yakni distrik Shatel, Jabal Siraj Tappeh Sork, Saland, dan Andarab. Dalam laporan beberapa waktu lalu, tujuh milisi Taliban tewas, dan dua anggota Front Perlawanan Nasional Afghanistan di Panjshir mengalami luka.
Taliban telah mendesak aliansi itu untuk menyerah secara damai, namun pihak Taliban tetap memutus aliran listrik dan internet provinsi tersebut. Dalam rekaman pidato yang ditujukan kepada warga Afghanistan di Panjshir, pemimpin senior Taliban Amir Khan Motaqi meminta para milisi untuk meletakkan senjata mereka. "Imarah Islam Afghanistan adalah rumah bagi semua warga Afghanistan," katanya.
Taliban telah mengumumkan amnesti untuk semua warga Afghanistan yang bekerja dengan pasukan asing selama dua dekade terakhir. Namun banyak orang yang takut akan pembalasan terus berbondong-bondong ke perbatasan dalam upaya untuk melarikan diri dari negara yang terkurung daratan itu.