REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY - Pasukan Israel dilaporkan telah menembak mati seorang warga Palestina di sepanjang perbatasan Gaza, Kamis (2/9) waktu setempat. Penembakan ini terjadi dalam bentrokan antara pasukan Israel dan ratusan warga Palestina yang melakukan aksi unjuk rasa dengan membakar ban dan melemparkan batu.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan seorang pria yang tewas ditembak di bagian perut oleh Israel. Lima lainnya terluka oleh tembakan Israel, termasuk seorang anak yang berada dalam kondisi kritis.
Militer Israel mengatakan lebih dari 1.000 warga Palestina melakukan unjuk rasa di sepanjang perbatasan yang masih dalam penjagaan ketat akibat eskalasi yang terjadi belakangan ini. Para pengunjuk rasa, kata militer Israel, melemparkan bahan peledak dan membakar ban.
"Pasukan IDF (militer Israel) yang dikerahkan di daerah itu menggunakan sarana pembubaran kerusuhan, termasuk jika perlu tembakan langsung dan peluru kaliber 22," kata militer dalam sebuah pernyataan.
Mendapatkan restu dari Hamas, ribuan warga Palestina menggelar aksi unjuk rasa pada malam hari di sepanjang perbatasan selama sepekan belakangan. Mereka hendak menyuarakan kemarahan atas blokade yang dipimpin Israel atas wilayah Gaza.
Israel mengutip ancaman dari Hamas untuk pembatasan tersebut. Aksi protes ini juga menambah peningkatan kekerasan lintas perbatasan yang padahal ada gencatan senjata. Gencatan senjata sebelumnya mengakhiri 11 hari pertempuran mematikan Israel dan Hamas pada Mei lalu.
Sejak gencatan senjata yang dimediasi Mesir tersebut, Palestina masih mengirim balon bahan pembakar ke Israel yang memicu kebakaran hutan dan memicu serangan udara Israel ke fasilitas Hamas di Gaza.
Dalam kematian pertama sejak pertempuran Mei, seorang bocah Palestina, seorang tentara Israel, dan seorang anggota Hamas meninggal karena luka-luka mereka dalam beberapa hari terakhir setelah ditembak dalam tembakan lintas perbatasan selama bentrokan perbatasan pada 21 Agustus.
Mesir dan PBB telah meningkatkan upaya mediasi dalam beberapa pekan terakhir. Negara tersebut membantu memfasilitasi bantuan Qatar ke Gaza dalam sebuah langkah yang secara luas dilihat sebagai memperkuat gencatan senjata 21 Mei.
Setidaknya 250 warga Palestina dan 13 di Israel tewas dalam konflik Mei. Milisi di Gaza menembakkan roket ke kota-kota Israel dan Israel melakukan serangan udara melintasi daerah kantong pantai.