REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Komite Gabungan untuk Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) Inggris tidak merekomendasikan pemberian vaksin Covid-19 untuk anak-anak sehat berusia antara 12 hingga 15 tahun. Badan penasihat vaksin itu akan terus mengampanyekan hasil penilaiannya.
Dilansir Xinhua pada Sabtu (4/9), JCVI sudah memberikan penilaiannya. JCVI mengatakan, vaksin Covid-19 tidak boleh direkomendasikan kepada mereka yang berada dalam kelompok usia 12-15 tahun karena alasan kesehatan semata.
JCVI menyarankan pemerintah untuk melihat masalah yang lebih luas, termasuk dampaknya. Keputusan tentang anak-anak yang sehat didasarkan pada kekhawatiran atas efek samping yang sangat langka dari vaksin Covid-19 buatan Pfizer yang menyebabkan peradangan jantung.
Menurut laporan BBC, ada 60 kasus gangguan jantung untuk setiap juta dosis kedua yang diberikan kepada anak laki-laki berusia 12 hingga 17 tahun di Amerika Serikat, dan delapan dari satu juta anak perempuan. Prancis, Italia, Israel, dan Irlandia juga menawarkan vaksin untuk semua anak dalam kelompok usia ini.
Karena anak-anak berisiko rendah terkena Covid-19, JCVI memutuskan bahwa vaksinasi hanya akan memberikan sedikit manfaat. Buktinya tidak cukup untuk merekomendasikan vaksinasi massal kepada kelompok usia ini.