REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pekan depan akan mengunjungi tiga lokasi serangan pembajakan pesawat pada 11 September 2001. Ia akan berkunjung untuk memberi penghormatan kepada hampir 3.000 korban tewas, kata Gedung Putih.
Kunjungan Biden itu sekaligus memperingati 20 tahun serangan teroris paling mematikan di negara tersebut. Pada Sabtu (11/9), Presiden Biden beserta Ibu Negara Jill Biden akan berkunjung ke New York City, kota tempat dua pesawat penumpang menghancurkan Menara Kembar World Trade Center dan menewaskan 2.753 orang.
Presiden juga akan mengunjungi Pentagon di Arlington, Virginia, yang bagian gedungnya dihantam pesawat ketiga. Terakhir ia akan ke Shanksville di Pennsylvania, tempat pesawat keempat diyakini dipaksa dibuat jatuh oleh beberapa penumpang karena hendak menargetkan Capitol atau Gedung Putih.
Wakil Presiden Kamala Harris beserta suami Douglas Emhoff akan mendatangi Shanksville untuk acara terpisah dan kemudian akan menyusul Biden di Pentagon, kata Gedung Putih. Biden pada Jumat (3/9) memerintahkan Departemen Kehakiman meninjau dokumen penyelidikan FBI dalam serangan tersebut untuk diungkap dan dirilis kepada publik.
Perintah itu mengharuskan Jaksa Agung AS Merrick Garland menerbitkan dokumen rahasia selama enam bulan ke depan sambil mengawasi "peninjauan deklasifikasi terhadap dokumen" terkait penyelidikan FBI. Para anggota keluarga korban serangan 11 September pada Kamis (2/9) meminta lembaga pengawas pemerintah AS untuk menyelidiki kecurigaan mereka bahwa FBI telah berbohong atau menghancurkan bukti yang mengaitkan Arab Saudi dengan para pembajak pesawat.
Arab Saudi mengeklaim mereka tidak terlibat dalam serangan pembajakan pesawat tersebut. Pada Agustus, banyak keluarga meminta Biden supaya tidak menggelar acara peringatan 20 tahun serangan September kecuali jika Presiden mengungkap dokumen yang mereka anggap akan membuktikan para pemimpin Arab Saudi membantu serangan tersebut terjadi.