REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI – Pihak berwenang Libya telah membebaskan Saadi Qaddafi yang merupakan putra dari mantan pemimpin Muammar Qaddafi yang digulingkan dan dibunuh dalam pemberontakan 2011.
Saadi Qaddafi melarikan diri ke Niger selama pemberontakan yang didukung NATO, tetapi diekstradisi ke Libya pada 2014 dan telah dipenjara sejak saat itu di Tripoli.
Menurut sumber resmi Libya pada Ahad (6/9), Saadi segera berangkat dengan pesawat ke Istanbul usai dibebaskan dari penjara. Pembebasannya dihasilkan dari negosiasi yang melibatkan tokoh suku senior dan Perdana Menteri Abdulhamid Dbeibeh.
Sumber lain mengatakan, negosiasi juga melibatkan mantan Menteri Dalam Negeri Fathi Bashagha.
Tindakan ini pun kelanjutan dari keputusan Kementerian Kehakiman pada 2018 yang menyatakan Saadi dinyatakan tidak bersalah atas pembunuhan, penipuan, ancaman, perbudakan, dan pencemaran nama baik mantan pemain sepak bola Bashir Rayani.
Baca juga : Pasukan di Panjshir Buka Negosiasi dengan Taliban
Pada Juli, laporan New York Times mengatakan telah mewawancarai saudara laki-laki Saadi, Saif Al Islam Qaddafi, yang ditahan selama bertahun-tahun di Kota Zintan. Dia menyatakan para pendukungnya mengindikasikan akan mencalonkan dirinya dalam pemilihan presiden yang direncanakan pada Desember.
Libya telah mengalami kekacauan, perpecahan dan kekerasan dalam satu dekade sejak pemberontakan. Pemerintah Persatuan Nasional dilantik pada Maret sebagai bagian dari upaya perdamaian yang juga dimaksudkan untuk memasukkan pemilihan yang direncanakan pada Desember.