REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Enam warga Palestina melarikan diri dari penjara yang memiliki keamanan tingkat tinggi, Gilboa, di utara Israel pada Senin (6/9) waktu setempat. Laporan media Israel mengidentifikasikan enam warga tersebut sebagai anggota kelompok militan.
Layanan penjara mengidentifikasi lima tahanan adalah anggota kelompok Jihad Islam Palestina yang semuanya berasal dari kota-kota dekat kota Jenin di Tepi Barat utara. Mereka adalah Munadil Nafayat (26 tahun) dari Yaabad, Mahmoud dan Mohammad al-Arida, keduanya dari Arraba, Iham Kahamji (35 tahun) dari Kufr Dan, dan Yaqoub Qadiri (49 tahun) dari Deir al-Basha.
Sementara yang satu adalah Zakaria Zubeidi, mantan komandan Brigade Martir Al Aqsa Fatah di kota Jenin, Tepi Barat. Keenamnya dipenjara seumur hidup sehubungan dengan serangan mematikan terhadap Israel dan semuanya dianggap sangat berbahaya. Tiga dari mereka telah berusaha melarikan diri di masa lalu.
Menurut laporan, keenam warga Palestina tersebut adalah teman satu sel. Seperti dilansir laman Times of Israel Senin (6/9), keenam tahanan diyakini telah menggali terowongan yang mereka gunakan untuk melarikan diri dari Penjara Gilboa yang terletak di barat laut Beit She'an, dekat Laut Galilea. Layanan Penjara Israel mengatakan polisi menerima laporan tentang orang-orang mencurigakan yang bepergian di area penjara sekitar pukul 03.00 waktu setempat.
Upaya melarikan diri tersebut dimulai sekitar pukul 01.30. "Enam tahanan melarikan diri melalui celah yang ditemukan di sel mereka," kata sebuah pernyataan dari layanan penjara.
Layanan penjara juga mengatakan telah diputuskan untuk membuat persiapan untuk mengirim tahanan keamanan lainnya di Gilboa ke fasilitas lain. "Semalam, kami menerima sejumlah laporan tentang sosok mencurigakan di ladang pertanian. Sementara dari layanan penjara mengumumkan tahanan hilang dari sel mereka dan enam orang melarikan diri," kata juru bicara polisi nasional Eli Levy kepada Kan Radio.
Sebuah sumber polisi yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Channel 12 bahwa insiden itu tampaknya menjadi salah satu insiden paling parah selama ini. Tim keamanan Israel hingga kini masih mencari para tahanan yang kabur.
Kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza memuji pelarian itu sebagai tindakan berani dan heroik. "(Ini) kemenangan atas kemauan dan tekad para tahanan heroik kami dan tantangan nyata bagi sistem keamanan Zionis, yang dibanggakan pendudukan sebagai yang terbaik di dunia," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhum dalam sebuah pernyataan. Tembakan perayaan kemudian dilaporkan di Jenin menyusul laporan pembobolan penjara ini.