REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, ratusan pusat kesehatan di Afghanistan terancam ditutup karena donor Barat yang membiayai rumah sakit-rumah sakit itu kini dilarang berurusan dengan pemerintah baru Taliban.
"Sekitar 90 persen dari 2.300 fasilitas kesehatan di seluruh negeri mungkin harus ditutup segera minggu ini," kata Direktur Darurat Regional Badan Kesehatan PBB, Rick Brennan, dilansir dari Alarabiya, Selasa (7/9).
Ia tidak menjelaskan secara rinci alasan pastinya. Namun, ia mengatakan bahwa donor Barat memiliki peraturan yang mencegah mereka berurusan dengan Taliban.
“Kami akan menghentikan operasi di sebagian besar (fasilitas kesehatan). Mungkin sekitar 90 persen akan berhenti berfungsi di akhir minggu dan itu akan meningkatkan penyakit dan kematian,” kata Brennan.
WHO berusaha mengisi kesenjangan dengan menyediakan pasokan, peralatan, dan pembiayaan ke 500 pusat kesehatan. Badan itu juga bekerja sama dengan Qatar untuk pengiriman medis yang akan datang dengan pesawat.
“Kami berharap memiliki hingga dua atau tiga muatan pesawat yang diterbangkan dari pemerintah Qatar mungkin ke Kabul dalam minggu depan atau lebih,” katanya.
Pengiriman berikutnya akan mencakup tes Covid-19 dan persediaan untuk mengobati penyakit kronis. Bersama dengan lembaga bantuan lainnya, WHO telah berjuang untuk membawa pasokan medis termasuk peralatan trauma sebagian karena kekacauan di bandara Kabul. Pasokan medis terus diterbangkan melalui kota utara Mazar-i-Sharif dan WHO juga menjajaki opsi darat melalui truk dari Pakistan.