Rabu 08 Sep 2021 09:50 WIB

Komunitas Sikh akan Tetap Bertahan di Afghanistan

Hanya 150 keluarga Sikh dan Hindu yang tersisa di sekitar Kabul

Red: Nur Aini
Komunitas kecil Sikh dan Hindu yang masih tinggal di Kabul, serta provinsi Ghazni, Jalalabad, Khost, dan Kandahar, tidak berencana meninggalkan tanah air mereka

Anggota komunitas Sikh Afghanistan tidak memiliki masalah hidup di bawah pemerintahan Taliban, kata Talwindar Singh Chawla, yang pindah ke Kabul dengan banyak anggota Sikh dan Hindu lainnya dari seluruh negeri.

"Yang mereka inginkan adalah hak-hak mereka sebagai minoritas di negara ini dilindungi," kata dia kepada Anadolu Agency.

Saat Taliban melakukan serangan cepat baru-baru ini di seluruh negeri, mayoritas dari dua komunitas itu datang ke Kabul dan tinggal di sebuah kuil di lingkungan Katre Pawran. Namun, setelah ibu kota jatuh, delegasi Taliban pergi ke kuil dan meyakinkan mereka akan keselamatan mereka.

"Saya terus berhubungan dengan Presiden Komite Gurdwara di Kabul. Bahkan hari ini, para pemimpin Taliban datang ke Gurdwara Sahib dan bertemu dengan orang-orang Hindu dan Sikh dan meyakinkan mereka," kata Chawla.

Dia juga mendesak masyarakat internasional, khususnya Turki, untuk membantu minoritas dan membantu membangun kembali negara itu.

Hindu dan Sikh di Afghanistan

Umat ​​Hindu dan Sikh telah menetap di Afghanistan selama ribuan tahun. Banyak masyarakat yang bekerja di bidang perdagangan dan jamu. Pada 1940-an, populasi Sikh dan Hindu Afghanistan telah meningkat menjadi 250.000 orang.

Komunitas itu secara signifikan dihancurkan oleh penjajahan Soviet pada 1979 dan perang saudara yang terjadi berikutnya. Beberapa dari mereka menetap di Amerika Utara dan Eropa, sementara mayoritas pergi ke India dan Pakistan.

Taliban mengizinkan mereka untuk tinggal di negara itu dan beribadah menurut ritual agama mereka, serta menyebut mereka sebagai "dhimmah," sebuah istilah yang digunakan untuk non-Muslim yang tinggal di negara Islam.

Mayoritas Sikh dan Hindu di Afghanistan mengadopsi tradisi Afghanistan untuk berbaur dengan budaya lokal. Beberapa di antara mereka berkomunikasi dalam bahasa Pashto atau Dari, yang merupakan bahasa resmi di Afghanistan, tetapi hanya berbicara bahasa Punjabi di rumah.

Pada 2018, sedikitnya 20 orang tewas dalam serangan bom bunuh diri di kota timur Jalalabad, yang menargetkan konvoi umat Hindu dan Sikh. Tahun lalu, 25 orang tewas dalam serangan bersenjata di sebuah kuil Sikh di lingkungan Shorbazar di Kabul, di mana Daesh kemudian mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Krisis ekonomi

 

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/komunitas-sikh-akan-tetap-bertahan-di-afghanistan-yang-kini-dikuasai-taliban/2357471
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement