REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) melaporkan 18 juta warga Afghanistan membutuhkan bantuan kemanusiaan imbas konflik, kekeringan, dan pandemi. IFRC juga menyerukan tindakan internasional mendesak untuk mengurusi masalah ini.
"Sekitar 18 juta warga Afghanistan atau setengah dari populasi membutuhkan bantuan kemanusiaan karena kekeringan parah menambah kesulitan yang disebabkan oleh konflik bertahun-tahun dan pandemi," tulis pernyataan IFRC dikutip laman Al Arabiya, Selasa (7/9).
Lembaga itu menyebut puluhan ribu keluarga telah meninggalkan rumah mereka untuk mencari makan dan sekadar tempat berlindung di daerah perkotaan. Banyak orang juga tinggal di kamp-kamp bantuan tanpa makanan dan penghasilan.
Pemerintah asing telah menjanjikan dukungan kemanusiaan yang berkelanjutan di negara tersebut. Namun belum ada kejelasan tentang bagaimana bantuan akan diberikan mengingat Kabul telah jatuh ke tangan Taliban.
Kendati begitu, Taliban juga turut mengimbau masyarakat internasional untuk mendukung rakyat Afghanistan. Pada Ahad lalu, seorang juru bicara Taliban mengatakan wakil sekjen PBB untuk urusan kemanusiaan Martin Griffiths berjanji untuk mempertahankan bantuan untuk rakyat Afghanistan.
Negara-negara Barat banyak yang menarik kehadiran diplomatik mereka saat pasukan internasional menarik diri dari negara itu. Namun sejumlah negara memindahkan perwakilannya ke negara tetangga Qatar seperti Indonesia dan Amerika Serikat.
Pemerintah asing belum mengakui Taliban sebagai penguasa sah Afghanistan. Ditanya apakah Amerika Serikat akan mengakui Taliban, Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih Senin malam bahwa itu masih jauh.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, yang negaranya telah meningkatkan anggaran bantuannya untuk Afghanistan, mengatakan pekan lalu bantuan kemanusiaan akan mengalir melalui badan-badan dan tidak langsung ke Taliban. Negara-negara Barat masih khawatir krisis kemanusiaan yang membayangi dan keruntuhan ekonomi dapat mengakibatkan ratusan ribu pengungsi Afghanistan.
IFRC mengatakan pihaknya meningkatkan dukungan menjadi lebih dari 36 juta franc Swiss (39,34 juta dolar AS) untuk mendukung Bulan Sabit Merah Afghanistan. Dana itu diberikan untuk bantuan darurat dan bantuan pemulihan kepada 560 ribu orang di 16 provinsi yang paling parah terkena dampak kekeringan dan perpindahan akibat konflik.