Pada 12 Desember 2012, Cassandra Scott ditemukan mengambang tertelungkup di perairan Pantai Coogee, di Sydney, Australia.
Denyut nadinya sudah tidak ada, namun petugas penyelamat dan dokter unit gawat darurat yang kebetulan ada di lokasi tetap berusaha menghidupkannya kembali.
Ini bukan pengalaman mendekati kematian, karena Cassandra sempat meninggal dunia selama kurang lebih 15 menit. Jantungnya telah berhenti.
"Rasanya sedikit seperti tertidur dan sadar sedang tidur, tetapi tidak sedang bermimpi," kenang Cassandra.
Ketika bangun setelah sempat tidak sadarkan diri, Cassandra dikelilingi empat orang asing, yang telah membantu menyelamatkan hidupnya.
Dia ingat menatap ke arah langit biru yang cerah dan langsung bertanya, "Di mana anakku, Ewan?"
Ketika itu, Ewan berusia sembilan tahun. Kondisinya baik-baik saja. Dia sedang sekolah dan tidak menyadari apa yang baru saja dialami ibunya.
Butuh berbulan-bulan bagi Cassandra untuk mulai merasa seperti dirinya lagi.
"Rasanya tidak lagi sama sejak kejadian itu, tetapi untungnya ahli saraf saya yang luar biasa … sama halnya dengan psikolog yang membantu saya … keduanya menolong sekali dalam proses pemulihan ingatan saya," katanya.
Cassandra Scott adalah salah satu dari segelintir orang yang membagikan pengalaman kematian yang diingat mereka.
Pengalamannya adalah sesuatu yang menarik perhatian ilmuwan dan masih terus diteliti.
'Mereka bisa melihat semuanya'
Terkadang ketika orang bangkit dari ambang kematian, mereka mengingat sensasi seperti "deja vu" atau melihat cahaya, menurut penelitian terbaru.
Namun, bagaimana seseorang dapat tetap sadar ketika secara teknis sudah mati atau, seperti yang digambarkan Sam Parnia, di ambang kematian?
Dan apa penjelasan ilmiah untuk pengalaman seperti ini?
Dr Parnia adalah seorang profesor di Sekolah Kedokteran Grossman Universitas New York dan direktur Parnia Lab, yang meneliti apa yang terjadi pada pikiran manusia selama dan setelah terkena serangan jantung, termasuk pengalaman apa yang mereka ingat setelah dinyatakan meninggal dunia.
Dia telah mempelajari ribuan catatan dari orang-orang di berbagai belahan dunia yang mengaku "telah mengalami bagaimana rasanya mati dan hidup kembali".
"Yang terjadi adalah ketika [beberapa] orang telah melalui fase kematian, mereka mengalami situasi luar biasa yang melampaui kenyataan," kata Dr Parnia.
"Orang-orang ini menceritakan sensasi diri mereka, atau sesuatu yang membuat mereka merasa menjadi diri sendiri, terpisah dari tubuh mereka. Mereka juga memiliki kesadaran visual eksternal," tambahnya.
"Mereka melihat tubuh mereka … atau orang-orang yang mengkhawatirkan kondisi mereka dan dokter yang mencoba menyelamatkan mereka."
Dia mengatakan beberapa orang juga melaporkan perasaan seolah-olah bepergian dengan sangat cepat ke dimensi lain, sementara beberapa lainnya mulai melihat kembali kehidupan mereka.
"Mereka meninjau kembali interaksi yang bertujuan dan bermakna dalam hidup. Dan … mereka menilai diri mereka sendiri; mereka juga menilai diri sendiri sehubungan dengan kemanusiaan," katanya.
Terkadang, kata Dr Parnia, beberapa orang juga merasakan kehadiran mereka sendiri ketika berdiri di pintu kematian.
"Banyak yang menggambarkan bahwa, saat ini, mereka merasa ditemani oleh makhluk atau sosok yang berbelas kasih dan baik hati, yang membimbing dan membantu mereka melewatinya," katanya.
"Lalu mereka membuat keputusan untuk kembali."
Pengalaman yang mengubah hidup
Ketika dia berusia 26 tahun, Kate Cliff mengalami apa yang Dr Parnia gambarkan sebagai kesadaran visual eksternal.
Kira-kira 10 tahun yang lalu, sebuah mobil menabrak Kate ketika dia sedang menyeberang jalan di Sydney.
Dia terlempar ke udara dan mendarat di tanah dan dia bisa melihat semuanya.
"Saya melihat diri saya terbaring di tengah jalan, menyaksikan itu [dari] luar tubuh saya."
Seseorang yang menyaksikan semuanya itu mengatakan kepadanya bahwa dia tampak seperti boneka ragdoll yang terbang di udara. Kala itu, mereka yakin dia akan mati.
Kecelakaan dan proses pemulihan yang menurut Kate panjang dan melelahkan sejak kejadian itu mengubah jalan hidup Kate secara total.
"Saya dibesarkan sebagai seorang ateis dan [telah] terus-menerus mencari tujuan dan makna yang lebih besar dari diri saya sendiri," katanya.
"Waktu saya tertabrak mobil itu, saya bekerja sebagai pengacara di Sydney dan saya merasa tidak puas, tetapi tidak tahu langkah apa yang harus diambil selanjutnya.
"Setelah kecelakaan itu, fisik dan mental saya sangat menderita. Ini mendorong saya mempelajari teknik meditasi yang disebut meditasi Veda."
"Saya dirawat di klinik atau pusat rehabilitasi untuk orang-orang yang lebih sakit dan menderita daripada saya. Saya menemukan cara untuk mengatasi penderitaan itu [dan] saya tidak ingin lebih banyak orang menderita."
Meditasi memberinya pandangan yang berbeda tentang rasa sakit.
Dia juga menghubungkan penyembuhan pikiran dan tubuhnya dengan meditasi.
Menurutnya, proses tersebut membantunya melepaskan diri dari suara-suara negatif di kepalanya yang merusak diri sendiri, selain dari memperbaiki kualitas tidur dan nafsu makannya.
Kate mendalami meditasi di India dan sudah mengajar selama tujuh tahun. Ia membantu memberdayakan orang lain melalui meditasi.
'Apakah ini ilusi?'
Dr Parnia dan rekan penelitinya sudah meneliti alam bawah sadar manusia yang terkena serangan jantung.
Pada tahun 2014, dia terlibat dalam studi internasional berskala besar yang mengumpulkan informasi dari 2.060 pasien serangan jantung dari 15 rumah sakit di Inggris, Austria, dan Amerika Serikat.
Hanya ada 101 pasien yang selamat dan dapat diwawancarai.
Dari pasien tersebut, sembilan persen ingat mengalami rasa terlepas dari tubuh, dan dua persen mengaku sadar dan sempat melihat dan mendengar proses membangkitkan mereka dari kematian.
Seorang penyintas serangan jantung yang mengambil bagian dalam penelitian ini mampu mengingat dua bunyi "bip" mesin yang mengeluarkan suara pada interval tiga menit.
Ini memungkinkan peneliti untuk mencatat berapa lama pengalaman orang itu berlangsung.
"Pengalaman ini, yang menurut Kate dinamakan sensasi kesadaran visual eksternal ini, selalu memicu perdebatan — apakah itu ilusi? Apakah itu nyata? Atau itu sesuatu yang hanya dibayangkan," katanya.
"Dan dalam penelitian ini, untuk pertama kalinya kami dapat membuktikan bahwa sebenarnya pengalaman ini nyata, bahwa itu terjadi.
"Dan itu terjadi pada beberapa orang saat jantung berhenti, dan yang cukup paradoksal, karena pada saat itu , berdasarkan temuan kami, otak berhenti berfungsi.
"Jadi bagaimana orang bisa memiliki kesadaran dan ingatan? Bagaimana manusia tetap sadar meski berada di ambang kematian dan otak mereka telah mati? Ini cukup luar biasa. Dan penelitian kami mampu membuktikannya."
Dr Parnia dan timnya terus meneliti dan mengumpulkan data dari mereka yang selamat dari serangan jantung untuk lebih memahami area kesadaran dan kesadaran selama serangan jantung dan dampak jangka panjangnya pada fisik.
Bagaimana memaafkan diri sendiri membantu proses penyembuhan
Proses pemulihan Cassandra Scott terus berlanjut. Dia masih berusaha keras untuk pulih dari dampak pengalaman yang sempat mengancam jiwa.
Menurutnya, salah satu hadiah terbesar yang dia terima dari pengalaman itu adalah ingatan untuk menikmati momen-momen sederhana dalam hidup.
Dalam proses pemulihannya, dia dikelilingi keluarga, teman-teman, dan membiasakan diri membaca dengan bersuara, dan menghabiskan lebih banyak waktu di alam.
"Semakin banyak saya membaca fakta tentang pikiran, semakin saya menyadari bahwa membuka percakapan adalah cara terbaik untuk membangun dan memelihara jalur saraf baru," katanya.
"Ini juga memperdalam persahabatan, yang juga membantu membuat saya merasa utuh kembali dan mampu mengendalikan pikiran saya."
Diproduksi oleh Natasya Salim dari artikel dalam bahasa Inggris