REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Jumlah korban tewas selama kudeta militer di Myanmar telah mencapai 1.051 orang. Data itu sebagaimana dilaporkan kelompok masyarakat sipil.
Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) mengungkapkan terdapat tambahan dua korban tewas asal Bago dan Sagaing. Salah satu korban tewas merupakan penduduk lokal di Desa 55 Mile, Kotapraja Pale, Sagaing, bernama Khin Zaw. Pasukan junta menembak Khin Zaw hingga tewas karena tidak menghentikan sepeda motornya untuk tentara rezim.
Menurut AAPP, pasukan junta menangkap dan memukuli Zaw Linn Htet dan sepupunya Yan Paing Phyo alias Ah Nge di Kotapraja Pyay, Bago, pada 6 September. Militer Myanmar menangkap keduanya atas tuduhan terkait dengan Serikat Pelajar Pendidikan Dasar.
“Zaw Linn Htet meninggal beberapa jam setelah ditahan, di rumah sakit militer dengan 100 tempat tidur di Pyay karena pendarahan hebat dari luka-luka akibat penyiksaan,” ungkap AAPP dalam keterangannya, Selasa malam (7/9).
Berdasarkan data AAPP, 6.313 orang masih ditahan hingga 7 September dan 265 orang dijatuhi hukuman secara langsung. Myanmar diguncang kudeta sejak 1 Februari di mana militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.