REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, mendesak kepada dunia internasional agar tidak mencampuri urusan internal Afghanistan. Amir-Abdollahian menyoroti pertemuan virtual sejumlah negara yang berbatasan dengan Afghanistan.
Seperti dilansir Sputnik News, Kamis (9/9), pertemuan virtual terkait Afghanistan yang disponsori Pakistan itu dihadiri oleh para menteri luar negeri dari Cina, Uzbekistan, Turkmenistan, dan Tajikistan. Amir-Abdollahian mendesak para peserta pertemuan tersebut, untuk menahan diri dan tidak menggunakan kekuatan militer.
Belakangan diketahui bahwa Islamabad telah memberikan dukungan udara dan darat kepada Taliban untuk melawan pasukan Front Perlawanan Nasional Front (NRF) di Provinsi Panjshir.
Beberapa pejabat Afghanistan mengklaim bahwa NRF diserang oleh pesawat tak berawak Pakistan pada minggu ini. Pejuang Taliban telah melancarkan serangan besar-besaran untuk mengambil alih kubu oposisi. Namun NRF mengklaim bahwa mereka telah mampu mengusir kelompok militan Taliban dan masih mengendalikan posisi strategis di Lembah Panjshir.
Pemimpin NRF Ahmad Massoud juga mengecam penggunaan tentara bayaran asing oleh Taliban di Panjshir. Tuduhan bahwa Pakistan memberikan dukungan militer kepada Taliban muncul setelah Kepala Badan Intelijen Pakistan (ISI), Faiz Hameed, melakukan kunjungan publik pertamanya ke Afghanistan. Kunjungan tersebut dilakukan setelah Taliban mengambil alih Kabul pada 15 Agustus.
Juru bicara Kementerian Luat Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan, Amir-Abdollahian menyatakan keprihatinan tentang prospek intervensi asing di Afghanistan. Iran menyerukan pembentukan pemerintahan Afghanistan yang inklusif, dan mencerminkan keragaman serta keinginan rakyat Afghanistan. Iran juga mendukung dialog intra-Afghanistan.
“Semua orang harus tahu bahwa sejarah Afghanistan telah membuktikan bahwa campur tangan asing tidak akan menghasilkan apa-apa selain kegagalan,” kata Khatibzadeh.