REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Keinginan Christine Lee Hanson (2,5 tahun) untuk berkunjung ke Disneyland di Kalifornia, Amerika Serikat (AS) tak pernah terwujud. Kematian lebih dulu menjemput bocah yang sangat menyukai karakter Mickey Mouse tersebut. Dia adalah korban termuda dalam tragedi 9/11.
Hari itu, 11 September 2001, Christine bersama orang tuanya yakni Peter Hanson dan Sue Kim Hanson berada di pesawat United Airlines Flight 175. Mereka, yang tinggal di Groton, Massachusetts, ingin berkunjung ke Kalifornia. Selain menyambangi kerabat, Peter dan Sue hendak mengajak Christine ke Disneyland.
Saat mereka masih dalam perjalanan, orang tua Peter, yakni Eunice dan Lee Hanson, menerima telepon dari putranya. Panggilan itu berlangsung saat Eunice dan Lee sedang sarapan di kediamannya di Easton, Connecticut. “Ayah, kurasa (pesawat) kami sedang dibajak,” kata Peter kepada Lee kala itu.
Mendengar kecurigaan Peter perihal pembajakan pesawat, Lee segera menghubungi pihak berwenang. Di momen tersebut, Lee memperoleh kabar bahwa terdapat satu pesawat menabrak gedung World Trade Center (WTC) di New York.
Lee dan Eunice bergegas menyalakan televisi. Di layar TV terlihat gedung WTC telah menganga akibat ditubruk. Kepulan asap hitam membumbung. Saat masih terpaku menyaksikan adegan tersebut, Lee kembali menerima telepon dari Peter. Kali ini Peter memberi tahu pesawatnya akan jatuh. “Jangan khawatir,” kata Peter pada ayahnya.
Sebelum sambungan telepon terputus, Lee mendengar orang-orang menjerit, “Ya Tuhan! Ya Tuhan! Ya Tuhan”. Setelah itu senyap. Itulah terakhir kali Lee mendengar suara putranya. Tak lama berselang diketahui terdapat pesawat lain yang turut menubruk gedung WTC. Peter dan keluarga kecilnya berada di dalamnya.
“Kami menyalakan televisi pada saat itu dan kami melihat pesawat menabrak menara kedua. Lee menutup telepon dan dia tidak pernah sama lagi,” kata Eunice dalam sebuah wawancara dengan NBC News, Kamis (9/9).
Eunice mengungkapkan awalnya Peter, Sue, dan Christine hendak pergi ke Kalifornia pada 10 September 2001. Namun mereka mengubah jadwal penerbangan dan memindahkannya ke tanggal 11 September 2001.
Fakta itu masih selalu menghantui Eunice. Ada harapan yang telah berubah menjadi abu bahwa putranya tak mengubah jadwal penerbangannya ke Kalifornia. “Itu membunuhku. Selama lebih dari setahun, aku tidak bisa membicarakannya,” kata Eunice.
Lee sudah meninggal pada November 2018. Dengan usianya yang kini 86 tahun, Eunice pun tak yakin apakah dia bakal melihat pelaku 9/11 diadili. Hal itu terutama karena banyaknya penundaan dalam kasus tersebut.