REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Slovakia akan membuka kantor budaya di Yerusalem. Duta Besar Slovakia Igor Mauk mengatakan, Israel telah memberikan izin untuk membuka kantor budaya Slovakia.
Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Idan Roll, mengatakan pembukaan kantor budaya tersebut merupakan langkah penting dalam hubungan Israel-Slovakia. Pembukaan kantor budaya Slovakia menandakan bahwa ada pengakuan internasional terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Ini adalah langkah penting dalam hubungan Israel-Slovakia dan langkah penting lainnya dalam pengakuan internasional Yerusalem sebagai ibu kota Israel," ujar Roll, dilanasir Middle East Monitor, Sabtu (11/9).
Roll mengatakan, Kantor Budaya Slovakia akan mempromosikan kerjasama budaya, teknologi dan ekonomi.
Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina mengecam langkah Slovakia yang membuka kantor budaya di Yerusalem. Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina mengatakan, pembukaan kantor budaya itu merupakan pelanggaran hukum internasional, dan pelanggaran terhadap resolusi PBB yang relevan. Selain itu, pembukaan kantor tersebut menunjukkan bahwa, sikap Slovakia bertentangan dengan posisi Uni Eropa mengenai pembukaan kantor diplomatik resmi di Yerusalem.
Kota Yerusalem dianggap sebagai wilayah pendudukan, karena pencaplokan Israel setelah Perang Enam Hari 1967. Menurut hukum internasional pencaplokan itu adalah ilegal.
Rencana Pemisahan Palestina oleh PBB pada 1947 menetapkan bahwa, Yerusalem harus menjadi entitas terpisah yang diatur secara internasional. Namun kesepakatan itu sebagian besar telah diabaikan oleh Israel dan PBB sejak saat itu.
Awal tahun ini, Republik Ceko membuka Kedutaan Besarnya di Yerusalem. Ceko bersama dengan Amerika Serikat dan Guatemala merupakan satu-satunya negara yang memiliki kedutaan besar di kota yang statusnya menjadi pusat konflik Israel-Palestina. Langkah pemerintah Ceko dikutuk Palestina dan Liga Arab.