REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Tahanan politik Palestina di penjara Israel diperkirakan akan memulai serangkaian tindakan protes mulai pekan depan. Aksi ini sebagai tanggapan atas tindakan represif Israel yang terus berlangsung terhadap mereka.
Dilansir dari Wafa News, Sabtu (11/9), Komisi Urusan Tahanan Otoritas Palestina dan Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) mengatakan langkah pertama dari protes adalah dengan memboikot Layanan Penjara Israel (IPS) dan aturannya. Para tahanan juga akan mogok makan secara bertahap dan dilakukan dengan lebih banyak tahanan dari sebelumnya.
Saat ini, ada lebih dari 4.500 tahanan politik Palestina di penjara Israel telah menghadapi kampanye represif Israel menyusul pelarian enam pejuang kemerdekaan Palestina dari penjara Gilboa. Empat dari enam napi telah ditangkap Jumat (10/9), sedangkan dua sisanya masih buron.
Pekan lalu, sebagai tanggapan atas tindakan keras Israel, para tahanan membakar sel tahanan di dalam penjara Ofer dan Kzi'ot Israel sebagai protes terhadap tindakan IPS. Otoritas Israel mengirim banyak tahanan ke sel isolasi dan membatasi akses tahanan ke layanan penting.
Sebelumnya, gerakan pembebasan Palestina, Fatah, mengecam serangan Israel terhadap warga Palestina terutama di penjara Gilboa dan Negev. Organisasi itu menyebut serangan kepada tahanan Palestina sebagai kejahatan perang yang membutuhkan intervensi internasional yang mendesak, untuk melindungi dan membebaskan tahanan.
Fatah bahkan menyerukan pemberontakan rakyat yang mendesak di semua kota, desa dan kamp Palestina. Organisasi itu menekankan bahwa mereka akan berdiri bersama rakyat Palestina serta para tahanan dan tidak akan meninggalkan mereka sendirian dalam pertempuran ini.
Fatah meminta organisasi hak asasi manusia dan lembaga hak asasi manusia internasional untuk fokus pada kejahatan Israel terhadap tahanan Palestina. Hal ini untuk memastikan bahwa penjahat perang Israel diadili.