REPUBLIKA.CO.ID, TRENTON -- Serangan terhadap Muslim Kanada meningkat setelah serangan teroris alqaeda yang dilakukan 20 tahun lalu pada 11 September di Amerika Serikat (AS). Hal itu diungkap Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM) dalam sebuah laporan pada Jumat (10/9).
"Ini menjadi serangan sistemik sejak saat itu," kata Fatema Abdalla, koordinator komunikasi NCCM, kepada Global News.
"Dan apa yang kita lihat sekarang serangan ini tidak hanya tumbuh, tetapi juga berkembang," tutur Abdalla.
Evolusi tragis telah mengakibatkan serangan mengerikan terhadap umat Islam. Pada 2017, seorang pria mengunjungi sebuah masjid di Kota Quebec dan menembak mati enam jemaah dan melukai 19 lainnya.
Baru-baru ini di London, Ontario, seorang pria yang didorong oleh kebencian menabrak sebuah keluarga Muslim dengan truknya, menewaskan empat orang dan meninggalkan satu-satunya yang selamat, seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun.
"Serangan semacam itu, kebencian terhadap Muslim, telah menjadi ciri konstan kehidupan politik Kanada pada periode sejak serangan 11 September," ungkap profesor Universitas British Columbia Sunera Thobani kepada GlobalNews.
Kebencian meningkat pada tahun-tahun segera setelah serangan World Trade Center dan perlahan-lahan tumbuh sejak itu, di mana data Statistik Kanada melaporkan bahwa serangan anti-Muslim berjumlah 99 pada 2014, naik dari 36 pada 2009.
Pada 2015, kejahatan rasial menggelembung menjadi 159, melonjak 60 persen, dan pada 2017 - tahun pembunuhan Masjid Kota Quebec - insiden menunjukkan peningkatan dramatis, menjadi 349, lapor polisi.