REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Suriah Faisal al-Meqdad di Damaskus pada Sabtu (11/9). Mereka membahas tentang konstitusi baru negara tersebut pascaperang.
"Kami melakukan diskusi yang sangat substansial, sangat bagus," kata Pedersen, dikutip laman Al Arabiya.
Dia berharap dapat memajukan komite konstitusional yang bekerja menyusun konstitusi Suriah pasca-perang. Pedersen menyebut dia mungkin akan menyerukan putaran keenam pembicaraan mengenai hal tersebut.
Komite konstitusional Suriah yang didukung PBB terdiri atas 45 orang. Mereka mewakili pihak-pihak yang terlibat dalam konflik Suriah, yakni pemerintah, oposisi, dan masyarakat sipil. Komite itu telah terbentuk sejak 2019. Namun proses penyusunan konstitusi baru Suriah hanya mengalami sedikit kemajuan.
Saat bertemu Faisal al-Meqdad, Pedersen turut membahas beberapa hal lainnya. "Kami membahas tantangan ekonomi dan kemanusiaan di sini di Suriah, tantangan dalam hal mata pencaharian, dan apa yang dapat kita semua lakukan untuk membantu memperbaiki situasi itu,” ujar Pedersen.
Perang Suriah telah berlangsung selama satu dekade, yakni sejak 2011. Konflik sipil di sana telah menewaskan lebih dari 500 ribu orang dan menyebabkan jutaan warga lainnya mengungsi.