REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Program berbagi vaksin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), COVAX, memperkirakan tambahan 1,1 miliar dosis vaksin Covid-19 akan tersedia secara global hingga akhir tahun. Jumlah ini lebih sedikit dari perkiraan sebelumnya.
Angka ini memproyeksikan dosis 25 persen lebih sedikit dibandingkan dengan perkiraan Juli. Proyeksi baru mendorong seruan baru dari WHO agar negara-negara kaya menunda pemberian booster sampai lebih banyak orang di seluruh dunia bisa mendapatkan dosis vaksin pertama mereka.
Saat ini, 330 juta dosis telah dirilis untuk pengiriman ke negara-negara yang kurang terlayani melalui COVAX. Sebanyak 230 juta dosis telah dikirimkan ke negara-negara anggota.
Menurut laporan WHO, skenario yang paling mungkin untuk pasokan vaksin hingga akhir tahun, lebih dari satu miliar dosis akan tersedia antara September dan akhir tahun.
"Kami berharap ada 1,1 miliar dosis lagi yang tersedia untuk pengiriman antara sekarang dan akhir tahun ini," kata Dr. Seth Berkley, CEO GAVI, salah satu kelompok yang membentuk COVAX, dilansir dari CNN, Senin (13/9).
Dosis akan ditargetkan ke 92 negara berpenghasilan rendah. Prediksi ini akan menempatkan total ketersediaan vaksin di seluruh tahun 2021 pada 1,4 miliar dosis, dengan 1,2 miliar tersedia untuk negara-negara berpenghasilan rendah.
Rekomendasi
-
IDF Jerat Aktivis Pro-Palestina Greta Thurnberg, Iran: Israel Coba Bungkam Dunia
-
-
Senin , 20 Oct 2025, 19:34 WIB
Nuklir Iran, Khamenei Tantang Amerika: Siapa Kalian Mengatur Kami?
-
Senin , 20 Oct 2025, 19:27 WIB
China Bela Proyek Whoosh, Sebut Jangan Cuma Lihat Angka Keuangan, Tapi Manfaat Buat Publik
-
Senin , 20 Oct 2025, 18:45 WIB
Jenazah Tahanan Palestina Bawa Bukti Brutalnya Israel
-
Senin , 20 Oct 2025, 18:00 WIB
Perisai Digital Israel Jebol: Akun Diplomatnya Dijebloskan ke Grup Whatsapp Iran
-