REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengaku selama ini tinggal di ibu kota Afghanistan sehingga dekat sekali dengan musuh-musuhnya yang menganggapnya sebagai sosok seperti hantu. Mujahid telah beroperasi dalam bayang-bayang selama bertahun-tahun.
"Mereka (Pasukan Nasional AS dan Afghanistan) dulu mengira saya tidak ada," kata Mujahid kepada surat kabar The Express Tribune dalam sebuah wawancara.
Mujahid mengatakan, dapat berkali-kali lolos dari penggerebekan dan penangkapan. Kondisi ini yang membuat dirinya dianggap sosok yang tidak ada dan hanya buatan Taliban saja.
Tapi, anggapan itu yang membuat juru bicara berusia 43 tahun ini berhasil bergerak dengan bebas d Afghanistan. Bahkan dia dapat tinggal di Kabul dalam waktu yang cukup lama, berada di lingkungan musuhnya.
"Saya menjelajahi dengan leluasa dan berjarak. Saya juga berhasil memiliki akses langsung ke garis depan, tempat Taliban melakukan tindakan mereka, dan informasi terkini. Itu cukup membingungkan bagi musuh kita," ujar Mujahid.
Karena penampilan Mujahid yang samar selama bertahun-tahun, ada spekulasi apakah juru bicara tanpa wajah itu sebenarnya lebih dari satu orang. "Pasukan AS sering membayar penduduk setempat untuk mendapatkan beberapa informasi tentang keberadaan saya. Menggunakan informasi itu, seperti yang saya katakan, mereka pasti telah meluncurkan lusinan operasi berbasis intelijen dengan harapan menemukan jejak saya," katanya.
Baca juga : Diburu Taliban, Pilot Angkatan Udara Afghanistan Menuju UEA
Hanya saja, Mujahid menyatakan, dia tidak pernah pergi atau mencoba meninggalkan Afghanistan. Dia menjadi juru bicara Taliban setelah penangkapan pendahulunya.
Mujahid juga mengatakan bahwa belum pernah melihat pendiri Taliban Mullah Umar. "Tapi saya telah bekerja dengan Syekh Mullah Mansoor, dan Syekh Hebatullah," katanya merujuk pada penerus Mullah Omar.
Mujahid lahir di distrik Gardez provinsi Paktia sekitar 1978. Dia mengatakan mengkhususkan diri dalam yurisprudensi Islam dari seminari Haqqania di Nowshera di barat laut Pakistan, yang juga dijuluki Taliban University atau University of Jihad secara internasional.