REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken melakukan audiensi publik pertama di Kongres untuk membahas Afghanistan sejak Taliban kembali berkuasa, Senin (13/9). Dalam audiensi tersebut, Blinken mengatakan kepada Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Pakistan memiliki beberapa kepentingan yang bertentangan dengan AS.
“Ini (Pakistan) adalah salah satu yang terlibat menyembunyikan anggota Taliban. Mereka adalah salah satu yang juga terlibat dalam berbagai titik kerja sama dengan kami dalam kontraterorisme,” kata Blinken.
Dalam audiensi itu, anggota parlemen bertanya kepada Blinken apakah sudah waktunya bagi Washington untuk menilai kembali hubungannya dengan Pakistan. Blinken kemudian mengatakan pemerintah akan segera melakukannya.
“Ini adalah salah satu hal yang akan kita lihat dalam beberapa hari, dan minggu ke depan. Peran yang telah dimainkan Pakistan selama 20 tahun terakhir, tetapi juga peran yang ingin kita lihat di tahun-tahun mendatang dan apa yang diperlukan untuk melakukan itu," kata Blinken.
Pakistan memiliki hubungan yang dekat dengan Taliban. Pakistan dituduh mendukung kelompok itu saat mereka memerangi pemerintahan Afghanistan yang didukung AS selama 20 tahun. Tuduhan tersebut dibantah oleh Islamabad.
Baca juga : 3 Skenario Masa Depan Taliban Afghanistan dan Perang Barat
Pakistan juga dianggap sebagai salah satu dari dua negara, setelah Qatar, yang memiliki pengaruh paling besar atas Taliban. Pakistan menjadi tempat pelarian pemimpin senior Taliban setelah invasi pimpinan AS ke Afghanistan pada 2001.
Penasihat Keamanan Nasional (NSA) Pakistan Moeed Yusuf pada Kamis (9/9) menepis tuduhan Pakistan memperluas dukungan kepada Taliban di Panjshir. Dalam wawancara dengan CNN, Yusuf mengatakan, tuduhan tersebut tidak masuk akal dan tidak berdasar.