REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat adanya kenaikan nilai ekspor dari Indonesia ke Afghanistan pada Agustus meski situasi politik Afghanistan sedang memanas pasca Taliban berkuasa.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, mencatat nilai ekspor ke Afghanistan mencapai 2,28 juta dolar AS. Nilai tersebut naik hingga 361,7 persen dari bulan sebelumnya 495 ribu dolar AS.Adapun, komoditas ekspor utama ke Afghanistan yakni produk farmasi, buah-buahan, karet, serta barang dari karet.
Diketahui, situasi politik di Afghanistan memanas pasca Taliban merebut kekuasaan dari pemerintahan sebelumnya. Taliban juga tengah mendapat tekanan dari komunitas internasional akibat kebijakannya terhadap hak-hak perempuan.
Namun, kendati situasi politik yang sedang tegang, kegiatan perdagangan antar kedua negara tetap stabil bahkan ekspor Indonesia bisa mengalami kenaikan. Nilai ekspor Indonesia sepanjang Agustus 2021 mencapai 21,42 miliar dolar AS. Margo, menyampaikan, nilai ekspor tersebut merupakan rekor baru bagi Indonesia karena terakhir nilai tertinggi ekspor terjadi pada Agustus 2011 sebesar 18,6 miliar dolar AS."Ekspor kita bulan Agustus 2021 jauh lebih tinggi dari tahun lalu maupun 2019," katanya.
Mengutip data BPS, nilai ekspor pada bulan lalu tercatat tumbuh 20,95 persen dari posisi Juli 2021 (month to month/mtm), adapun dibanding Agustus 2020 (year on year/yoy), ekspor kali ini melonjak 64,10 persen.
Lebih detail, nilai ekspor migas tercatat 1,07 miliar dolar AS dan impor non migas mencapai 20,36 miliar dolar AS. "Kinerja ekspor kita, baik secara total maupun khusus non migas lebih baik," tuturnya.