REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan Washington membentuk aliansi keamanan Indo-Pasifik yang baru dengan Inggris dan Australia untuk memperkuat kerja sama pertahanan. Langkah ini diprediksi memperdalam ketegangan dengan China.
Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison tampil bersama secara virtual untuk mengungkapkan detail aliansi baru yang dinamakan AUKUS. "Kami semua menyadari pentingnya untuk memastikan perdamaian dan stabilitas jangka panjang di Indo-Pasifik. Kami harus mengatasi lingkungan strategis kawasan saat ini dan bagaimana perkembangannya," kata Biden, Kamis (16/9).
Ia mengatakan aliansi baru ini mencerminkan tren peran yang lebih luas dari mitra-mitra Eropa di Indo-Pasifik. Tampaknya aliansi baru ini menjadi langkah provokatif bagi China yang berulang kali mengecam upaya Biden dalam memfokuskan kembali kebijakan luar negerinya di Pasifik pada awal masa pemerintahannya.
Sebelum diumumkan, seorang pejabat pemerintah Biden berusaha mengecilkan gagasan aliansi tersebut bertujuan menahan gerakan China di Indo-Pasifik. Pejabat yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan pembentukan aliansi ini tidak bertujuan untuk satu negara tertentu tapi untuk usaha lebih besar dalam memelihara keterlibatan dan deterensi ketiga negara di Indo-Pasifik.
"Kami akan memiliki kesempatan baru untuk menegaskan posisi Inggris di garda depan ilmu pengetahuan dan teknologi, memperkuat keandalan nasional kami dan mungkin, yang paling signifikan, Inggris, Australia, dan AS akan bekerja sama lebih erat," kata Johnson.
Ketiga negara itu sepakat untuk berbagi informasi di tiga bidang seperti kecerdasan buatan, kapabilitas pertahanan siber, dan bawah laut. Mereka mengumumkan rencana mendukung Australia memiliki kapal selam berkekuatan nuklir. Hingga saat ini Amerika Serikat hanya berbagi informasi teknologi propulsi nuklir dengan Inggris.
Biden mengatakan Australia tidak ingin mengembangkan program senjata nuklir. AS berbagi informasi terbatas untuk membantu mereka mengembangkan armada kapal selam.
Aliansi baru ini diumumkan saat hubungan AS dan China sedang memburuk. Beijing memprotes pemerintah Biden yang berulang kali menuduh China melanggar hak asasi manusia di Provinsi Xinjiang, menekan aktivis demokrasi di Hong Kong, dan membobol keamanan siber AS.
Washington juga menyalahkan China atas kegagalan menahan pandemi virus corona. Gedung Putih mengatakan praktik perdagangan China 'tidak adil dan memaksa'.
Meski Gedung Putih dengan terbuka mengkritik China tapi pemerintah Biden mengatakan ingin bekerja sama dengan Negeri Tirai Bambu pada isu-isu yang menjadi kepentingan bersama. Kerja sama itu seperti menahan penyebaran virus corona dan perubahan iklim.
Pekan lalu Biden melakukan sambungan telepon dengan Presiden China Xi Jinping setelah AS frustrasi pembicaraan pejabat level atas belum menghasilkan apa-apa. Kantor berita Xinhua melaporkan dalam pembicaraan selama 90 menit itu, Xi mengungkapkan keprihatinan atas kebijakan luar negeri AS pada China menyebabkan hubungan kedua negara 'sangat sulit'.
Biden membantah laporan yang menyebutkan Xi menolak bertemu langsung. AS dan Australia anggota dialog strategis yang dikenal sebagai Quad yang juga diikuti India dan Jepang. Biden dijadwalkan akan menjamu pemimpin-pemimpin anggota Quad di Gedung Putih pekan depan.