REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Uni Emirat Arab (UEA) mengharapkan hasil sebesar lebih dari satu triliun dolar dalam hubungan ekonominya dengan Israel selama satu dekade ke depan.
“Saat ini perdagangan bilateral kami menghasilkan USD 600-700 juta. Kami memiliki dana miliaran dolar yang telah diumumkan bersama antara kedua negara dengan banyak peluang ekonomi,” kata Menteri Ekonomi UEA Abdulla Bin Touq dalam sebuah konferensi virtual yang diadakan oleh Dewan Atlantik Amerika di Washington.
Dia mengungkapkan target selanjutnya adalah "untuk menciptakan kegiatan ekonomi senilai lebih dari USD 1 triliun selama dekade berikutnya". Pengumuman itu muncul saat negara Teluk dan Israel memperingati satu tahun sejak keduanya menormalisasi hubungan.
UEA bergabung dengan tiga negara Arab lainnya – Bahrain, Maroko, dan Sudan – dalam menormalisasi hubungan dengan Israel, yang kemudian dikenal sebagai Kesepakatan Abraham. Orang-orang Palestina mengecam langkah itu dan menyebutnya "pengkhianatan terhadap rakyat Palestina".
Bin Touq menambahkan bahwa sejak normalisasi hubungan UEA - Israel, lebih dari 60 nota kesepahaman telah ditandatangani. Menurut dia, Kesepakatan Abraham telah menyediakan platform untuk membuat pencapaian yang luar biasa dan cepat dalam meningkatkan aktivitas ekonomi antara UEA dan Israel.
*Ditulis oleh Ibrahim Mukhtar di Ankara