REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Kapal selam bertenaga nuklir Australia tidak akan diizinkan memasuki perairan Selandia Baru menurut kebijakan zona bebas nuklir.
Perdana Menteri Jacinda Ardern pada Kamis (16/9) mengatakan hal itu saat menanggapi rencana Amerika Serikat dan Inggris untuk memberi Australia teknologi dan kemampuan mengoperasikan kapal selam bertenaga nuklir berdasarkan kemitraan keamanan di antara ketiga negara tersebut. Kemitraan itu diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden, PM Inggris Boris Johnson dan PM Australia Scott Morrison secara virtual pada Rabu dan dipandang banyak kalangan sebagai perlawanan terhadap pengaruh China di Indo-Pasifik.
"Saya membahas pengaturan (tentang larangan) itu dengan Perdana Menteri Morrison tadi malam," kata Ardern dalam konferensi pers.
"Saya senang mengetahui adanya perhatian ke wilayah kami dari para mitra yang bekerja erat dengan kami. Ini (Indo-Pasifik) adalah wilayah yang diperebutkan dan ada peran yang bisa dimainkan orang lain yang tertarik dengan wilayah kami. Tetapi lensa yang akan kami pakai untuk melihat hal ini adalah stabilitas (kawasan)," kata dia.
Ardern mengatakan kapal selam bertenaga nuklir tidak akan diizinkan beroperasi di perairan Selandia Baru berdasarkan kebijakan zona bebas nuklir pada 1984.
"Tentu saja mereka tidak bisa masuk ke perairan internal kami. Tidak ada kapal yang sebagian atau seluruhnya bertenaga nuklir dapat memasuki perbatasan internal kami," katanya.
Ardern mengatakan kelompok baru Indo-Pasifik itu tidak mengubah hubungan keamanan dan intelijen dalam Five Eyes, kelompok intelijen pascaperang yang beranggotakan Selandia Baru, AS, Inggris, Australia, dan Kanada.
"Ini bukan pengaturan tingkat perjanjian. Ini tidak mengubah hubungan kami yang sudah ada termasuk Five Eyes atau kemitraan erat kami dengan Australia dalam bidang pertahanan," kata dia.
Ardern, yang menjabat PM untuk kedua kalinya, tampaknya condong pada kebijakan luar negeri yang lebih independen dan tidak loyal pada blok besar mana pun. Pernyataan Menteri Luar Negeri Nanaia Mahuta bahwa dirinya tidak nyaman dengan perluasan peran di Five Eyes telah mengundang kritik dari sekutu Barat yang mengatakan bahwa Selandia Baru enggan mengkritik China karena hubungan perdagangan mereka. China adalah mitra dagang terbesar Selandia Baru.