REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Perjanjian keamanan Amerika Serikat (AS) yang baru dengan Inggris dan Australia menunjukan Uni Eropa harus mengembangkan sendiri strategi keamanan dan pertahanannya, terutama di Indo-Pasifik. Pernyataan ini disampaikan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrel.
Presiden AS Joe Biden mengumumkan aliansi keamanan Indo-Pasifik yang baru dengan Inggris dan Australia untuk memperkuat kerjasama pertahanan di Indo-Pasifik. Langkah ini diprediksi memperdalam ketegangan dengan China.
Borrell mengatakan ia tidak diajak berbicara mengenai kesepakatan antara Washington dan Canberra untuk membangun kapal selam berkekuatan nuklir, sehingga membatalkan kesepakatan dengan Prancis membangun kapal selam diesel-listrik. "Kami harus bertahan bersama-sama, seperti yang dilakukan yang lain," kata Borrell, Kamis (16/9).
Hal ini ia sampaikan saat mempresentasikan strategi baru Uni Eropa di kawasan Indo-Pasifik. Ia membahas 'strategi otonom' yang diperjuangan Presiden Prancis Emmanuel Macron. "Saya mengerti sejauh mana pemerintah Prancis harus kecewa," kata Borrell.
Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison tampil bersama secara virtual untuk mengungkapkan detail aliansi baru yang dinamakan AUKUS. Ketiga negara itu sepakat untuk berbagi informasi di tiga bidang yakni kecerdasan artifisial, kapabilitas pertahanan siber, dan bawah laut.
Baca juga : Tito Ingin Kampaye Pemilu 2024 Dipersingkat
Mereka mengumumkan rencana mendukung Australia memiliki kapal selam berkekuatan nuklir. Hingga saat ini Amerika Serikat hanya berbagi informasi teknologi propulsi nuklir dengan Inggris.
Biden mengatakan Australia tidak ingin mengembangkan program senjata nuklir. Berbagi informasi terbatas dilakukan untuk membantu mereka mengembangkan armada kapal selam.