Keputusan tersebut diambil setelah Inggris mempertimbangkan risiko dan manfaat yang mungkin didapatkan oleh anak. Pertimbangan ini dilakukan dengan memperhitungkan dampak yang dirasakan oleh anak-anak karena melewatkan banyak kesempatan untuk bersekolah secara optimal di masa pandemi Covid-19.
Keputusan ini cukup lama diambil karena Inggris mempertimbangkan risiko inflamasi jantung (miokarditis) yang berkaitan dengan vaksinasi. Sebetulnya, risiko miokarditis ini sangat kecil dan mayoritas anak yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 tak mengalami efek samping berarti.
Oleh karena itu, manfaat yang mungkin didapatkan oleh anak dari vaksinasi Covid-19 dinilai lebih besar dibandingkan dengan risikonya. Akan tetapi, para ahli menilai vaksin Covid-19 untuk anak cukup diberikan sebanyak satu dosis saja.
Pemberian satu dosis tampak memicu imunitas yang lebih tinggi pada kelompok usia tersebut. Di Inggris, anak berusia 12-15 tahun dapat membuat keputusan sendiri terkait vaksinasi tanpa persetujuan orang tua. Mereka bisa memilih untuk divaksinasi atau tidak bila sudah benar-benar memahami risiko yang mungkin terjadi terkait vaksinasi.