REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Militer Amerika Serikat (AS) merilis laporan yang menyebutkan serangan drone ke pemukiman sebelah barat Bandara Internasional Hamid Kazai, Kabul menewaskan warga sipil termasuk anak-anak. Video yang direkam dari lokasi serangan menunjukkan puing-puing mobil berserakan di sekitar halaman sebuah gedung.
Serangan ini dilakukan tiga hari setelah ISIS melakukan serangan bom bunuh diri yang menewaskan 13 tentara AS dan sejumlah warga sipil Afghanistan. Para korban bom bunuh diri sedang berkumpul di luar pintu gerbang bandara menunggu kesempatan untuk dapat terbang meninggalkan Afghanistan.
ISIS menggelar serangan tidak lama setelah Taliban merebut kekuasaan dan menjelang militer AS mundur dari Afghanistan. AS menggelar serangan ke timur Afghanistan sebagai balasan. Serangan yang tidak diselidiki ulang itu menewaskan dua orang anggota ISIS.
Serangan yang menjadi kesalahan tragis adalah serangan kedua. Ketika militer AS yakin akan ada serangan lanjutan termasuk dari roket dan alat peledak ketika Pentagon mengakhiri 20 tahun operasi di Afghanistan.
Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Jenderal Mark Milley menyalahkan kabut perang. Dia mengakui jatuhnya korban sipil 'menyayat hati.'
"Di lingkungan dengan tingkat ancaman yang tinggi, para komandan di lapangan memiliki wewenang yang tepat dan alasan masuk akal target tersebut valid," kata Milley, Sabtu (18/9).
Pejabat pertahanan AS mengatakan kewenangan menggelar serangan di Afghanistan baik terhadap al-Qaeda maupun ISIS tidak lagi berada di tangan komandan yang Timur Tengah. Kini hanya Menteri Pertahanan Austin Lloyd yang dapat memberikan wewenang untuk menggelar serangan di Afghanistan.
Namun kegagalan intelijen mengungkapkan serangan militer AS terbaru di Afghanistan menimbulkan keraguan mengenai resiko serangan di masa depan. Termasuk apakah AS dapat terus melacak ancaman al-Qaeda dan ISIS dan bertindak cepat saat informasi di dapat.
McKenzie mengecilkan dampak korban jiwa sipil serangan pada serangan AS di Afghanistan di masa depan.
"Saya kira anda seharusnya tidak mengambil kesimpulan apa pun mengenai kemampuan kami dalam menggelar serangan ke Afghanistan melawan ISIS-K di masa depan berdasarkan satu serangan ini saja," katanya.