REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa vaksin Moderna paling efektif dalam mencegah rawat-inap akibat Covid-19. Meski begitu, dua vaksin lain yang digunakan di Amerika Serikat (AS) juga tampak memiliki efektivitas tinggi untuk mencegah rawat-inap akibat Covid-19.
Temuan ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dirilis oleh CDC pada Jumat lalu. Dalam studi tersebut, CDC menyatakan bahwa Moderna memiiki efektivitas sebesar 93 persen untuk mencegah rawat-inap akibat Covid-19.
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 Pfizer dan Johnson & Johnson memiliki efektivitas yang tinggi dalam mencegah hal serupa. Berdasarkan studi, vaksin Pfizer memiliki efektivitas sebesar 88 persen sedangkan vaksin Johnson & Johnson memiliki efektivias 71 persen dalam mencegah rawat-inap di rumah sakit akibat Covid-19.
Studi ini menganalisis lebih dari 3.600 orang dewasa yang dirawat di rumah sakit pada periode Maret-Agustus di 18 negara bagian AS. Sebanyak lebih dari 1.600 pasien di antaranya memiliki hasil tes Covid-19 positif.
Sebagian pasien lainnya merupakan kelompok kontrol. Ada pula pasien yang kemudian tak dilibatkan karena memiliki masalah kekebalan imun.
Studi turut menyoroti perbedaan utama antara vaksin Moderna dan vaksin Pfizer. Menurut studi, efektivitas perlindungan Pfizer tampak menurun pada bulan keempat setelah vaksinasi.
Hasil studi ini diumumkan bersamaan dengan momen pertemuan komite vaksin Food and Drug Administration (FDA) dilakukan pada Jumat. Pertemuan tersebut bertujuan untuk menentukan perlu atau tidaknya rekomendasi booster atau dosis ketiga untuk populasi umum.
Rekomendasi ini dinilai perlu karena saat ini imunitas pada individu yang mendapatkan vaksin pada gelombang pertama mulai menurun. Selain itu, saat ini kasus Covid-19 akibat varian Delta yang mudah menular juga mengalami peningkatan.
Akan tetapi, mayoritas panel penasihat FDA menolak untuk merekomendasikan booster untuk semua orang dewasa. Hal ini berlawanan dengan rencana pemerintahan Joe Biden untuk mendistribusikan dosis ketiga mulai 20 September 2021.