REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Enam tahanan Palestina di Israel melanjutkan aksi mogok makan sebagai protes atas kebijakan penahanan administratif Israel. Hal itu menurut sebuah LSM Palestina, Ahad (20/9).
Perhimpunan Tahanan Palestina (PPS) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tahanan yang paling lama mogok, Kayed al-Fasfous, memulai aksinya sejak 67 hari lalu. Kebijakan penahanan administratif memungkinkan pihak berwenang Israel untuk memperpanjang penangkapan seorang tahanan tanpa tuduhan, setelah berakhirnya hukuman untuk jangka waktu enam bulan.
Ada sekitar 4.850 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, termasuk 40 perempuan, 225 anak-anak, dan 40 tahanan administratif, menurut lembaga yang peduli dengan urusan tahanan.