REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Gempa berkekuatan 6,0 skala richter telah mengguncang tenggara Australia, termasuk kota Melbourne. Gempa terjadi sekitar pukul 09.15 waktu setempat pada Rabu (22/9) di Mansfield, tidak jauh dari ibu kota negara bagian Victoria tersebut.
Rekaman di media sosial menunjukkan kerusakan pada beberapa bangunan, tetapi tidak ada korban luka yang segera dilaporkan. Gempa juga terasa di negara tetangga Australia Selatan dan New South Wales (NSW).
Layanan Darurat Negara Bagian Victoria memperingatkan warga untuk waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. "Jika Anda berada di Victoria, Anda dalam bahaya. Harapkan gempa susulan, jauhi bangunan yang rusak dan bahaya lainnya. Hindari mengemudi, kecuali untuk keadaan darurat," kata pihak berwenang, dilansir di BBC, Rabu (22/9).
Di media sosial, orang-orang mengunggah gambar bangunan yang rusak dan puing-puing di Melbourne. Beberapa menara tinggi dan rumah sakit kota juga dievakuasi, media lokal melaporkan. Beberapa jalur trem kota telah dihentikan karena kerusakan.
Perdana Menteri Australia Selatan Stephen Marshall mengatakan negara bagiannya telah merasakan gempa susulan. Seorang anggota parlemen federal, Michael McCormack, mengatakan bahwa tanah bergetar hebat di Wagga Wagga, NSW.
Australian Broadcasting Corporation membagikan klip dari presenter TV sarapannya yang bereaksi di studio saat gempa terjadi. "Apakah itu gempa bumi atau pekerjaan struktural?" presenter Michael Rowland terdengar bertanya kepada produser. "Ayo pergi, ini besar!"
Gempa bumi besar dianggap jarang terjadi di Australia, karena benua ini terletak di tengah lempeng tektonik. Gempa ini, salah satu yang terbesar di Australia dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pada kedalaman 10 km (6 mil), menurut pelacak pemerintah Geosciences Australia.
Melbourne, kota terbesar kedua di negara itu, adalah rumah bagi sekitar lima juta orang. Kota ini saat ini lockdown karena gelombang kasus virus corona baru-baru ini.