REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Afghanistan menjadi pembahasan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu dalam pertemuan bilateral di sela-sela Sidang Majelis Umum ke-76 PBB di New York, Amerika Serikat. Menlu Retno mengatakan, pertemuan tersebut berlangsung pada Ahad (19/9).
"Dalam pertemuan tersebut secara khusus, dan secara langsung saya menyampaikan apresiasi Indonesia atas bantuan Turki dalam evakuasi WNI dari Kabul," ujar Menlu Retno dalam pengarahan virtual pada Rabu (22/9).
Dalam proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Kabul pada 20 Agustus lalu, Turki telah memberikan bantuan terutama terkait akses masuk ke Bandara Kabul. Selain itu, keduanya juga membahas situasi di Afghanistan.
Kedua Menlu memiliki pandangan yang sama, termasuk pentingnya berkelindan penghormatan terhadap hak perempuan Afghanistan. "Kita berdua juga membahas pentingnya Organisasi Kerja sama Islam (OKI) untuk menyampaikan pesan kepada pemerintah sementara Afghanistan,'" kata Menlu Retno.
Dalam keterangan resmi Kementerian Luar Negeri Indonesia, Retno dan Cavusoglu dalam pertemuannya juga sepakat perlunya komunitas internasional berkolaborasi untuk memastikan perkembangan di Afghanistan berlangsung kondusif bagi perdamaian dunia. "Menteri Turki mendukung pesan dan harapan Indonesia kepada Taliban mengenai pentingnya penghormatan terhadap hak-hak perempuan," dikutip dalam keterangan resmi Kemenlu RI.
Selain membahas mengenai Afghanistan, kedua menteri luar negeri juga membahas mengenai Myanmar. Terkait dengan isu Myanmar, Menlu Turki Mevlut Cavusoglu mengapresiasi peran aktif Indonesia dalam penyelesaian krisis di Myanmar.
Kedua menteri pun menyoroti situasi kemanusiaan yang memburuk di tengah pandemi Covid-19. "Pemberian bantuan kemanusiaan perlu didorong dan ditingkatkan, guna menyelamatkan penduduk Myanmar," jelas kedua menteri.
Sementara itu, Menlu Cavusoglu mencatat dia memiliki pertemuan yang produktif dengan Menlu Retno. "Kami akan lebih memperkuat hubungan bilateral kami di setiap bidang," katanya dikutip laman Daily Sabah, Rabu (22/9).
Selain itu, keduanya sepakat untuk melakukan pertemuan bilateral secara penuh di Turki pada bulan depan. Hal ini guna membahas secara penuh kerja sama bilateral termasuk kerja sama di bidang ekonomi. Keduanya menyoroti kerja sama erat Turki dan Indonesia di PBB, Organisasi Kerjasama Islam (OKI), D-8, Organisasi Kerjasama Ekonomi (OECD), dan MIKTA, sebuah kemitraan informal yang terdiri dari Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia.