REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani meminta para pemimpin dunia tetap terlibat dengan pemerintahan Taliban di Afghanistan. Dia menekankan, Qatar berkomitmen untuk berkontribusi pada penyelesaian konflik di negara tersebut secara damai.
“Penting juga untuk melanjutkan dialog dengan Taliban. Memboikot mereka hanya akan mengarah pada polarisasi dan reaksi, sementara dialog bisa bermanfaat,” kata Sheikh Tamim dalam pidatonya di sesi ke-76 Majelis Umum PBB pada Selasa (21/9), dikutip laman Aljazirah.
Dia mengungkapkan, negaranya telah terlibat dalam proses evakuasi ribuan orang dari Afghanistan setelah Taliban mengambil alih negara itu. Sheikh Tamim menyebut aksi tersebut sebagai tugas kemanusiaan. Ia menekankan, hal itu akan terus berlanjut dalam koordinasi dengan para mitranya. “Kami senang bahwa Doha adalah ibu kota aksi multilateral internasional di kawasan kami,” ujarnya.
Qatar memang memiliki peran penting dalam isu Afghanistan. Ia menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara Taliban dan Amerika Serikat (AS) serta dialog intra-Afghanistan. Taliban pun diketahui memiliki kantor politik yang berbasis di Doha.
Saat AS menarik pasukannya, termasuk mengevakuasi ribuan warga Afghanistan yang rentan dan berisiko pasca Taliban berkuasa, Doha menjadi tempat transit. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan kunjungan ke Qatar pada 6 September lalu. Dia mendiskusikan isu Afghanistan dengan Sheikh Tamim.
Dalam kunjungan itu, Blinken didampingi Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin. Pada kesempatan tersebut, mereka mengucapkan terima kasih kepada Sheikh Tamim karena Qatar telah membantu proses penarikan pasukan AS dan evakuasi warga yang rentan atau berisiko dari Afghanistan.
Qatar diketahui merupakan markas bagi pangkalan udara utama AS. Saat ini Washington telah memindahkan misi diplomatiknya untuk Afghanistan ke Doha.