REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Filipina akan membantu pengungsi Afghanistan dan Rohingya asal Myanmar, seperti disampaikan Presiden Rodrigo Duterte dalam sidang Majelis Umum PBB ke-76. Menurut Duterte, Filipina telah membuka pintu bagi warga Afghanistan yang melarikan diri setelah Taliban berkuasa.
Filipina sebelumnya telah menerima kedatangan pengungsi Afghanistan pertama, termasuk wanita dan anak-anak pada awal September silam.
“Sebagai satu komunitas global, kita harus melakukan yang terbaik untuk membantu rakyat Afghanistan dan semua orang yang terus menderita,” kata Duterte dikutip dari kantor berita media pemerintah Filipina, PNA, Rabu.
Selain itu, menurut Duterte, Filipina juga akan terus menampung pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari perang dan penganiayaan di Myanmar.
Duterte mengaku telah memerintahkan Departemen Kehakiman (DOJ) bekerja dengan Badan Pengungsi PBB (UNHCR) untuk menyiapkan program bagi sejumlah pengungsi Rohingya sesuai kapasitas Filipina.
Filipina, kata dia, akan melakukan yang terbaik untuk meningkatkan martabat manusia, meskipun memiliki sumber daya yang terbatas.
Sementara, Sekretaris DOJ Menardo Guevarra mengatakan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan UNHCR untuk membantu pengungsi Rohingya.
Di sisi lain, Guevarra mengatakan belum ada proses aplikasi oleh DOJ untuk memberikan status pengungsi kepada warga negara Afghanistan yang melarikan diri dari negaranya.
“Warga negara Afghanistan yang ada di sini dijadwalkan untuk dipindahkan ke negara lain. Jadi, mereka tidak perlu mengajukan permohonan untuk status pengungsi di Filipina," ungkap Guevarra.
Baca juga : Afghanistan dalam Sorotan Sidang Majelis Umum PBB
Ikuti Whatsapp Channel Republika