REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa polusi udara secara global mungkin lebih buruk dibandingkan dari prediksi sebelumnya.
Hal tersebut dinilai oleh WHO dengan melihat tingkat aman maksimum polutan utama seperti nitrogen dioksida. Diperkirakan ada tujuh juta orang di seluruh dunia yang meninggal lebih cepat setiap tahunnya akibat penyakit yang terkait dengan polusi udara.
Dilansir Arm Radio, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah menjadi yang paling terdampak dengan polusi udara. Hal itu karena ketergantungan pada bahan bakar fosil sebagai bagian dari pembangunan ekonomi yang dilakukan.
WHO menempatkan polusi udara sebagai kondisi berbahaya, seperti halnya merokok dan konsumsi makanan tidak sehat. Sebelumnya, juga disebutkan bahwa rata-rata orang di dunia dapat kehilangan 2,2 tahun harapan hidup mereka karena hal ini.
Oleh karena itu, badan kesehatan dunia ini mendesak 194 negara anggota untuk mengurangi emisi. Tak hanya itu, WHO juga meminta agar negara-negara anggota dapat mengambil tindakan tegas dalam upaya menghadapi perubahan iklim.
Di antara negara yang disebut memiliki tingkat polusi udara tertinggi secara global adalah India. Dengan demikian, penduduk di sana akan kehilangan lebih banyak tahun harapan hidup, dengan Air Quality Life Index (AQLI) mengatakan rata-rata hingga 5,9 tahun harapan hidup masyarakat di negara Asia Selatan itu berkurang karena kondisi ini.