Kamis 23 Sep 2021 21:00 WIB

CEO Moderna: Pandemi Covid-19 Berakhir dalam Satu Tahun

Pandemi akan berakhir karena ada peningkatan produksi vaksin untuk pasokan global

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Tiga botol vaksin Covid-19 buatan Moderna. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/MICHAEL SOHN
Tiga botol vaksin Covid-19 buatan Moderna. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Kepala Eksekutif Moderna Stephane Bancel berpendapat pandemi Covid-19 kemungkinan berakhir dalam jangka waktu satu tahun. Hal ini mungkin terjadi karena ada peningkatan produksi vaksin untuk memastikan pasokan global.

"Jika Anda melihat perluasan kapasitas produksi di seluruh industri selama enam bulan terakhir, dosis yang cukup harus tersedia pada pertengahan tahun depan sehingga semua orang di dunia ini dapat divaksinasi. Booster juga harus dimungkinkan sejauh yang diperlukan," ujar Bancel dilansir Channel News Asia, Kamis (23/9).

Baca Juga

Bancel mengatakan kelompok yang tidak divaksinasi akan membentuk kekebalan secara alami. Dengan cara tersebut, maka pandemi Covid-19 akan berakhir dalam situasi yang mirip dengan flu.

"Mereka yang tidak divaksinasi akan membentuk kekebalan diri mereka sendiri secara alami karena varian Delta sangat menular. Dengan cara ini kita akan berakhir dalam situasi yang mirip dengan flu," ujar Bancel.

Bancel berharap pemerintah menyetujui suntikan booster untuk orang yang sudah divaksinasi. Karena pasien dengan risiko tinggi yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 lengkap pada musim gugur lalu membutuhkan peningkatan imun. Bancel mengatakan suntikan booster akan diberikan separuh dari dosis sebelumnya.

"Volume vaksin adalah faktor pembatas terbesar. Dengan setengah dosis, kita akan memiliki tiga miliar dosis yang tersedia di seluruh dunia untuk tahun mendatang, bukan hanya dua miliar," terangnya.

Bancel menuturkan komposisi vaksin booster Covid-19 tetap sama karena Moderna belum sempat mengubahnya. Saat ini Moderna sedang melakukan uji coba efektivitas vaksin terhadap varian Delta plus Beta yang diyakini oleh para ilmuwan menjadi mutasi virus corona berikutnya.

“Saat ini kami sedang menguji efektivitas (vaksin) terhadap varian Delta dalam uji klinis. Mereka akan menjadi dasar bagi vaksinasi booster untuk tahun 2022. Kami juga mencoba menguji Delta plus Beta, yaitu mutasi berikutnya yang diyakini para ilmuwan mungkin terjadi," kata Bancel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement