REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut nasionalisme vaksin sebagai "aib bagi kemanusiaan" dan mendesak kerja sama global untuk memerangi Covid-19.
“Pada saat jutaan orang telah kehilangan nyawa dan puluhan juta orang menderita dalam cengkeraman virus, adalah aib bagi umat manusia bahwa nasionalisme vaksin masih dilakukan melalui metode yang berbeda,” kata Erdogan dalam pidatonya pada sidang ke-76 Majelis Umum PBB.
Presiden mengatakan selama pandemi ini, uji solidaritas tidak berjalan dengan baik bagi kemanusiaan.
"Terutama negara-negara terbelakang dan segmen masyarakat miskin benar-benar dibiarkan begitu saja menghadapi pandemi ini," ungkap dia.
Erdogan mengatakan pandemi, yang telah membuat hampir 230 juta orang sakit dan menewaskan lebih dari 4,7 juta orang sejak Desember 2019, hanya dapat diatasi melalui kerja sama dan solidaritas internasional.
"Tidak mungkin negara mana pun dapat bertahan hidup dengan aman sendiri sebelum semua negara bebas dari pandemi ini. Kami berharap kemauan yang akan ditampilkan di Majelis Umum akan menjadi titik balik dalam memahami kebenaran ini," tambah dia.
Erdogan juga mengatakan bahwa Turki telah mengirimkan bantuan medis ke 159 negara dan 12 organisasi internasional selama pandemi dan mengumumkan bahwa Ankara akan mendistribusikannya ke negara lain.
"Saya ingin menginformasikan bahwa kami akan menawarkan dalam waktu dekat vaksin nasional kami, Turkovac, untuk kepentingan seluruh umat manusia, bersama dengan bangsa kami," ujar dia.
Menurut Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca, vaksin Turkovac berada pada tahap persiapan untuk mengajukan persetujuan penggunaan darurat.
“Jika disetujui, kami akan mulai produksi massal pada Oktober,” kata Koca pada 9 September.
Dia menambahkan bahwa dua fasilitas sekarang siap untuk produksi.
*Ali Murat berkontribusi pada berita ini dari Ankara