Jumat 24 Sep 2021 13:44 WIB

Petinggi Taliban: AS tak Bisa Paksa Kami Tiru Budaya Barat

Taliban menolak campur tangan asing tentang bagaimana mereka memerintah Afghanistan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Mahasiswa Afghanistan terlihat di Universitas Mirwais Neeka di Kandahar, Afghanistan, 20 September 2021. Taliban secara resmi mengumumkan pada 12 September pemisahan mahasiswa pria dan wanita di semua universitas negeri dan swasta di negara itu. Institusi pendidikan diharuskan memiliki gedung terpisah untuk siswa laki-laki dan perempuan, jika tidak ada, mereka akan menghadiri kelas di gedung yang sama tetapi pada waktu yang berbeda.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Mahasiswa Afghanistan terlihat di Universitas Mirwais Neeka di Kandahar, Afghanistan, 20 September 2021. Taliban secara resmi mengumumkan pada 12 September pemisahan mahasiswa pria dan wanita di semua universitas negeri dan swasta di negara itu. Institusi pendidikan diharuskan memiliki gedung terpisah untuk siswa laki-laki dan perempuan, jika tidak ada, mereka akan menghadiri kelas di gedung yang sama tetapi pada waktu yang berbeda.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Anggota Komisi Politik Taliban Anas Haqqani menyatakan, Amerika Serikat (AS) tidak akan bisa memaksa Taliban untuk meniru dan mengadopsi budaya Barat di Afghanistan dengan menekannya melalui pembekuan dana. Setelah Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus, AS membekukan hampir 10 miliar dolar AS emas Afghanistan, investasi, dan cadangan mata uang asing.

"Pembekuan dana itu hak rakyat. Tidak ada hubungannya dengan pemerintahan dan politik. Itu hak bangsa. Dengan pembekuan dana mereka tidak bisa membuat kita menyalin dan membawa budaya mereka ke sini, itu bertentangan dengan sejarah, kepercayaan, dan tradisi kami," kata Haqqani dalam wawancara dengan CNN.

Baca Juga

Washington berencana menggunakan dana yang dibekukan itu sebagai sarana untuk menekan Taliban agar menghormati hak-hak perempuan dan mengatur publik dengan cara yang sah. Namun, Taliban telah menolak campur tangan dari komunitas internasional tentang cara memerintah Afghanistan.

"Kami tidak akan menyerah pada hak-hak rakyat kami ... Ini bukan hak [Presiden AS Joe] Biden atau hak pemerintah AS bagi mereka untuk membekukan [dana]," kata Haqqani.

"Jika dunia berpikir mereka dapat memberikan banyak tekanan pada kita melalui masalah ini [tekanan ekonomi]… itu adalah pemikiran yang sangat salah. Rezeki tidak ada di tangan Biden, Eropa, Rusia atau Cina. Kami tidak panik dengan kesulitan ini," ujar anggota Taliban tersebut.

Ekonomi Afghanistan berada di bawah tekanan besar. Harga makanan dan bahan bakar naik tajam di tengah kekurangan uang tunai, dipicu oleh penghentian bantuan asing dan kekeringan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement