REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) telah melaporkan lonjakan kasus Covid-19 harian terbesar sejak awal pandemi. Lonjakan kasus terjadi ketika orang-orang kembali dari liburan terbesar negara itu pada tahun ini.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea mengatakan, lebih dari 1.750 dari 2.434 kasus baru yang dilaporkan pada Jumat (24/9) berasal dari wilayah ibu kota. Kondisi ini membuat para pejabat Korsel menyuarakan keprihatinan atas lemahnya kewaspadaan warga dalam menegakkan protokol kesehatan. Padahal, Korsel sudah menegakkan aturan jarak sosial terkuat dari karantina wilayah sejak Juli.
Diperkirakan penularan akan memburuk di luar wilayah ibu kota selama musim liburan Chuseok atau Thanksgiving versi Korea. Liburan tersebut akan dimulai pada akhir pekan ini dan berlanjut hingga Rabu depan. Pada periode inilah jutaan orang biasanya bepergian ke seluruh negeri untuk bertemu kerabat.
"Sangat penting untuk menjaga efektivitas kampanye antivirus kami sepanjang pekan depan, ketika efek peningkatan perjalanan selama liburan akan menjadi lebih jelas," kata Perdana Menteri Korsel Kim Boo-kyum dilansir Associated Press pada Jumat (24/9).
Pemerintah Korsel sudah memberlakukan pembatasan di wilayah metropolitan Seoul. Tujuannya mencegah pertemuan tiga orang atau lebih setelah pukul 18.00 kecuali mereka sudah divaksinasi lengkap.
Para pejabat Korsel mengungkapkan rasa kelelahan dan frustrasi orang-orang dengan kebijakan jarak sosial yang berlarut-larut. Hal itu lalu menjadi tantangan yang meningkat dalam perjuangan negara itu melawan Covid-19.
Korsel sekarang telah melaporkan peningkatan harian lebih dari 1.000 kasus Covid-19 selama 80 hari berturut-turut. Rekor satu hari sebelumnya adalah 2.221 kasus yang dilaporkan pada 11 Agustus lalu.