REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Peti mati kuno Pendeta Psamtik, "putra Pediosir" telah tiba di Uni Emirat Arab (UEA) untuk dipajang di Paviliun Mesir di Expo 2020 Dubai. Peti mati kuno tersebut adalah salah satu peti mati kayu berwarna yang baru-baru ini ditemukan di sebuah sumur di daerah suci Saqqara, selatan ibu kota Kairo, oleh misi arkeologi Dewan Tertinggi Barang antik.
Saqqara adalah tempat pemakaman bagi orang-orang Mesir kuno selama lebih dari 3.000 tahun. Kini Saqqara ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.
Peti mati kuno tersebut dihiasi dengan kalung besar dengan gambar kepala elang dan dengan dewi langit "Nut" muncul melebarkan sayapnya, membawa dua bulu "Maat" (dewi kebenaran dan keadilan). Bagian tengah peti mati dihiasi dengan mantra agama.
Di sekelilingnya ada dua baris dewa "Was" yang memegang tongkat kerajaan di tangannya. Di bagian bawah peti mati, terdapat gambar dua sosok dewa akhirat Anubis.
Sekelompok replika modern Raja Tutankhamun juga telah tiba untuk ditampilkan di paviliun Mesir. Koleksi replika Raja Tutankhamun termasuk topeng emasnya, sarkofagusnya sendiri, patung pelindung raja “Ka”, kursi pesta khusus, serta singgasana raja emas.
Peti mati dalam peradaban Mesir kuno sangat penting dari sudut pandang agama dan simbolis, karena merupakan fase terpenting dalam proses penguburan dan tempat di mana jenazah dipersiapkan untuk proses penghakiman di akhirat.
Paviliun akan menampilkan 106 kegiatan, termasuk lokakarya dan diskusi, pertemuan bisnis dan salon budaya, dan juga sembilan pameran khusus. Itu akan berada di bagian barang antik, pendidikan, investasi real estat, dan Warisan Mesir.
Dilansir dari Alarabiya, Jumat (24/9), ditampilkan juga acara rekreasi dan budaya untuk menarik sebanyak mungkin penonton dan pengunjung ke pameran. Mumi-mumi yang berusia 3.000 tahun itu juga kini sedang dalam proses diangkut ke Expo 2020 Dubai yang akan dimasukkan ke dalam artefak tampilan digitalnya dari Mesir Kuno.