REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU – Sebuah ledakan bom mobil bunuh diri telah menewaskan sedikitnya delapan orang di sebuah pos pemeriksaan keamanan dekat istana presiden di ibu kota Somalia. Serangan ini diklaim kelompok Al Shabab yang terkait dengan Alqaeda.
Pos pemeriksaan tersebut berada di jalur menuju bandara di Mogadishu, yang digunakan presiden dan perdana menteri Somalia.
Juru bicara polisi, Abdifatah Aden Hassan mengatakan kepada wartawan di tempat kejadian bahwa jumlah korban dalam serangan hari Sabtu (25/9) bisa lebih tinggi. Ini karena beberapa orang meninggal dan terluka dibawa pergi oleh kerabat setelah serangan yang menargetkan konvoi yang masuk ke istana.
"Al Shabab berada di balik ledakan itu. Mereka membunuh delapan orang termasuk seorang tentara dan seorang ibu dan dua anak. Al Shabab membantai warga sipil," kata Jubir dilansir di Aljazirah, Ahad (26/9).
Dalam sebuah pernyataan singkat, kelompok itu mengkonfirmasi bahwa mereka berada di balik pengeboman.
"Mujahidin melakukan operasi syahid yang menargetkan pos pemeriksaan keamanan utama istana presiden," katanya.
Al Shabab, yang ingin menggulingkan pemerintah dan memaksakan interpretasinya terhadap hukum Islam, sering melakukan pengeboman semacam itu.
"Kami telah mengkonfirmasi bahwa delapan orang, kebanyakan dari mereka warga sipil, tewas dan tujuh lainnya terluka dalam ledakan bom mobil itu," kata kepala polisi distrik Mucawiye, Ahmed Mudey.
Al Shabab menguasai ibu kota sampai 2011 ketika didorong keluar oleh pasukan Uni Afrika, tetapi masih menguasai wilayah di pedesaan dan sering melancarkan serangan terhadap target pemerintah dan sipil di Mogadishu dan di tempat lain.
Seorang saksi pada Sabtu mengatakan bom mobil diledakkan ketika polisi menghentikan pengemudi untuk pemeriksaan keamanan.
"Mereka biasanya berhenti untuk memeriksa dan membersihkan kendaraan sebelum mereka bisa melewati pos pemeriksaan. Mobil ini dihentikan oleh petugas keamanan dan meledak sementara ada beberapa mobil lain dan orang-orang yang lewat di jalan terdekat. Saya melihat orang-orang yang terluka dan tewas diangkut," kata saksi mata Mohamed Hassan.
Juru bicara pemerintah, Mohamed Ibrahim Moalimuu, mengatakan di antara mereka yang tewas adalah Hibaq Abukar, seorang penasihat urusan perempuan dan hak asasi manusia di kantor Perdana Menteri Mohamed Hussein Roble.
"Dia adalah salah satu pilar kantor PM [untuk] urusan perempuan," katanya di halaman Facebook-nya.
Roble mengutuk serangan itu dan memberi penghormatan kepada Abukar, yang dia sebut seorang gadis muda pekerja keras yang bersemangat dengan kejujuran serta warga negara yang setia. "Kita harus bekerja sama dalam memerangi teroris kejam yang secara teratur membunuh orang-orang kita," tambahnya. (Idealisa masyrafina)