REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban mengatakan, penerbangan internasional di bandara Kabul dapat dilanjutkan. Taliban menambahkan, semua gangguan teknis di bandara Kabul telah diperbaiki.
Taliban mengharapkan semua maskapai dan negara dapat melanjutkan penerbangan mereka ke Afghanistan seperti sebelumnya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Abdul Qahar Balkhi, mengatakan, perubahan politik yang terjadi di Afghanistan menyebabkan masalah teknis dalam sektor penerbangan. Sehingga penerbangan internasional ke Afghanistan ditangguhkan.
"Karena masalah di Bandara Internasional Kabul telah diselesaikan dan bandara beroperasi penuh untuk penerbangan domestik dan internasional, IEA (Imarah Islam Afghanistan) meyakinkan semua maskapai untuk bekerja sama penuh, dan mengharapkan semua maskapai melanjutkan penerbangan seperti sebelumnya," kata Balkhi, dilansir Anadolu Agency, Senin (27/9).
Bulan lalu, penerbangan dihentikan di bandara internasional utama Kabul, setelah Taliban mengambil alih kekuasaan. Pasukan AS menghancurkan peralatan dan sistem radar di fasilitas bandara tersebut, sebelum meninggalkan Afghanistan.
Taliban dengan cepat menguasai provinsi dan distrik utama Afghanistan, sejak Amerika Serikat (AS) dan NATO menarik pasukannya dari negara tersebut. Proses evakuasi warga asing dan warga Afghanistan dengan visa khusus di bandara Kabul berlangsung ricuh. Dua serangan bom bunuh diri di sekitar bandara telah menewaskan 13 pasukan militer AS dan sejumlah warga Afghanistan.
AS menyatakan bahwa serangan itu dilakukan oleh ISIS-Khorasan (ISIS-K), yaitu kelompok ekstremis yang berafiliasi dengan ISIS. Bandara Internasional Hamid Karzai telah menjadi tempat pengangkutan udara besar-besaran oleh AS dan pasukan sekutu. Mereka mengevakuasi warga negara masing-masing, dan warga Afghanistan yang berisiko. Proses evakuasi ini akan berakhir pada Selasa (31/8), sesuai batas waktu yang telah ditetapkan Presiden AS Joe Biden.